Simfoni Kemerdekaan di Indramayu: Musik Jadi Jembatan Sejarah dan Semangat Muda

Indramayu |  Merdeka tidak hanya dimaknai lewat upacara bendera, tetapi juga melalui harmoni nada yang membangkitkan jiwa. Hal itu tergambar jelas dalam pagelaran “Simfoni Kemerdekaan – Merdeka dengan Nada, Harmoni dalam Jiwa” yang digelar Rumah Musik Fahrezi bersama Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Indramayu di halaman kantor Diskominfo, Minggu malam (17/8/2025).

Malam kemerdekaan di Indramayu berubah menjadi panggung kolaborasi seni. Alunan piano, denting gitar, dan lantunan vokal generasi muda menghadirkan lagu-lagu abadi yang menyalakan nasionalisme. Dari “Tanah Air” ciptaan Ibu Sud, “Indonesia Pusaka” karya Ismail Marzuki, hingga “Bendera” yang penuh energi dari grup band Coklat, suasana seakan menghubungkan masa lalu perjuangan bangsa dengan semangat kekinian anak-anak Indramayu.

Acara tersebut dihadiri Plt. Kepala Diskominfo Indramayu Caridin, Plt. Sekdis Kominfo Anri Heriyanto, pemilik sekaligus pengajar Rumah Musik Fahrezi Hadi Santosa, serta para tamu undangan.

Dalam sambutannya, Caridin menyampaikan apresiasi tinggi kepada para penggagas kegiatan.

“Saya, atas nama Pemerintah Daerah, sangat bangga dan mengapresiasi kegiatan ini. Rumah Musik Fahrezi mampu mewadahi bakat generasi muda. Kami ingin mereka juga tampil dalam acara Car Free Night yang rutin digelar, agar musik semakin dekat dengan masyarakat. Semoga kegiatan ini melatih keberanian tampil dan memotivasi anak-anak kita untuk terus berkarya,” ujarnya.

Sementara itu, Hadi Santosa menekankan bahwa kemerdekaan bukan sekadar perayaan, melainkan amanah yang harus dijaga.

“Melalui musik, kita bisa menumbuhkan jiwa patriotisme dan kecintaan pada tanah air. Nada yang lahir dari ketulusan akan menjadi ruh yang diwariskan kepada generasi berikutnya,” ungkapnya.

Salah satu penampil muda, Lika Poernamasari, mengaku bangga bisa tampil di panggung bersejarah itu.

“Rasanya luar biasa bisa membawakan lagu perjuangan di malam kemerdekaan. Semoga lewat musik, generasi muda Indramayu makin mencintai Indonesia dan berani menunjukkan bakatnya di depan publik,” tutur Lika.

Puncak acara ditutup dengan kolaborasi unik antara permainan piano Hadi Santosa dan karya lukis ekspresif seniman Yogyakarta D. Daulat. Perpaduan musik dan seni rupa itu menjadi simbol bahwa kemerdekaan adalah ruang ekspresi tanpa batas, di mana nada dan warna bertemu dalam harmoni.

Malam itu, halaman Diskominfo Indramayu bukan sekadar panggung hiburan. Ia menjelma menjadi ruang perjumpaan sejarah dan masa depan, tempat semangat kemerdekaan mengalir melalui nada, menguatkan persatuan, dan meneguhkan cinta tanah air. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *