Tak Sekadar Seremoni: Hadirnya Ayah di Hari Pertama Sekolah Bangun Fondasi Emosional Anak

Surabaya | Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengajak para orang tua — khususnya para ayah — untuk turut hadir mengantar anak-anak mereka di hari pertama sekolah, terutama bagi mereka yang baru memasuki jenjang pendidikan baru. Menurutnya, kehadiran orang tua, lebih-lebih ayah, bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bentuk dukungan emosional yang mendalam bagi anak.

Imbauan ini mendapat dukungan dari Dr. Nur Ainy Fardana Nawangsari, S.Psi., M.Si., Psikolog, dosen Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair), yang menegaskan bahwa peran ayah dalam perkembangan anak tak tergantikan.

“Peran ayah itu tidak bisa digantikan oleh ibu. Ada aspek-aspek perkembangan anak yang memang khas ditangani oleh sosok ayah. Termasuk saat mengantar anak ke sekolah di hari pertama, itu punya makna besar dalam proses tumbuh-kembang anak,” ujar Dr. Ainy, Selasa (22/7/2025).

Menurutnya, kehadiran ayah dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan diri yang lebih kuat pada anak, sekaligus memperkuat ikatan emosional antara anak dan ayah, yang selama ini cenderung kurang terekspos dibanding peran ibu.

“Kehadiran ayah menciptakan ketenangan emosional, membuat anak merasa didukung secara utuh oleh kedua orang tuanya. Ini sangat krusial, terutama di momen transisi seperti masuk sekolah,” jelasnya.

Mengutip hasil studi psikologi anak tahun 2025, Dr. Ainy menyebut bahwa keterlibatan aktif ayah dalam pengasuhan terbukti meningkatkan kualitas perkembangan anak, 43% anak menunjukkan peningkatan prestasi akademik dan non-akademik., 30% anak menunjukkan daya tahan sosial dan emosional yang lebih baik.

“Ketika ayah hadir, anak melihat panutan, sosok pelindung, sekaligus figur yang menginspirasi. Ini membentuk identitas dan kepercayaan diri yang kokoh,” ungkapnya.

Meskipun hari pertama sekolah memiliki nilai simbolik yang kuat, Dr. Ainy mengingatkan bahwa keterlibatan orang tua harus berkelanjutan, tidak hanya berhenti pada satu momen. Dukungan emosional, perhatian, dan komunikasi hangat sehari-hari memiliki dampak jangka panjang.

“Idealnya, baik ayah maupun ibu terus hadir dalam proses pendidikan anak. Tidak harus secara fisik setiap hari, tapi komunikasi yang konsisten dan perhatian yang nyata itu penting,” ujarnya.

Misalnya, saat anak pulang sekolah, orang tua dapat menunjukkan ketertarikan dengan mendengarkan cerita anak, bertanya tentang pengalaman mereka, atau bahkan berdiskusi soal pelajaran dan pertemanan.

Imbauan ini sekaligus menjadi momentum untuk menegaskan kembali pentingnya peran ayah sebagai role model. Dalam dunia yang terus berubah, kehadiran fisik dan emosional dari seorang ayah bisa menjadi pilar penting dalam menciptakan generasi yang tangguh, percaya diri, dan berkarakter kuat.

Dengan demikian, langkah sederhana seperti mengantar anak di hari pertama sekolah bukan hanya menciptakan kenangan indah, tetapi juga fondasi kokoh bagi masa depan anak-anak Indonesia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *