MPLS SD di Losarang Jadi Panggung Ceria Menyambut Generasi Masa Depan

Indramayu | Suasana riang penuh semangat mewarnai awal tahun ajaran baru 2025/2026 di seluruh Sekolah Dasar Negeri (SDN) se-Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Ribuan wajah mungil tampak antusias mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang digelar serentak sebagai gerbang awal menapaki dunia pendidikan.

Di balik topi-topi baru, kartu nama yang menggantung lucu di leher, hingga tawa lepas di halaman sekolah, tersimpan misi besar: membentuk karakter positif sejak hari pertama masuk sekolah. MPLS bukan sekadar seremoni, melainkan langkah awal memperkenalkan anak-anak pada budaya disiplin, tanggung jawab, dan etika hidup bermasyarakat.

Ketua Forum Kepala SD se-Kecamatan Losarang, Asep Syaefudin, S.Pd.I., menegaskan bahwa MPLS punya peran penting dalam membantu anak melewati masa transisi dari lingkungan keluarga ke lingkungan pendidikan formal.

“Anak-anak harus lebih dulu merasa nyaman. Dari situ, mereka akan lebih mudah menerima proses belajar. MPLS ini mengenalkan bukan hanya gedung, tapi juga guru, teman baru, aturan, dan budaya positif sekolah,” ungkap Asep saat ditemui Senin (14/7/2025).

Menurut Asep, kegiatan MPLS sengaja didesain menyenangkan agar anak-anak tidak merasa terbebani. Mereka diperkenalkan dengan sekolah melalui permainan edukatif, pertunjukan seni sederhana, hingga simulasi pembelajaran yang ringan namun membekas.

Sementara itu, Kepala SDN Cemara Kulon, Wahyudin, menambahkan bahwa MPLS bukan sekadar acara seremonial tahunan, melainkan momentum membiasakan anak sejak awal terhadap nilai-nilai positif.

“Kami ajarkan hal-hal sederhana, seperti buang sampah di tempatnya, menjaga kebersihan kelas, berbicara sopan, dan saling menghormati. Itu semua menjadi fondasi karakter mereka ke depan,” ujarnya.

Tak ketinggalan, sekolah memberikan atribut unik seperti topi sekolah dan kartu nama, agar siswa baru lebih mudah saling mengenal. Hal kecil ini ternyata membuat anak lebih percaya diri berbaur dengan lingkungan baru.

Yang tak kalah menarik, MPLS ini turut melibatkan siswa-siswi kelas atas sebagai pendamping adik kelas. Mereka berperan menjadi panitia kecil yang membantu, mengarahkan, dan memberi contoh baik bagi para pendatang baru.

“Dengan melibatkan kakak kelas, suasana lebih cair, lebih akrab. Anak baru jadi merasa ada teman yang lebih dulu paham sekolah, mereka tidak takut bertanya,” kata Wahyudin.

Kegiatan MPLS tak melulu soal teori di dalam kelas. Anak-anak diajak aktif bergerak lewat senam pagi bersama, permainan ringan, lomba kekompakan, hingga tur keliling area sekolah. Semua itu bertujuan mengenalkan lingkungan fisik sekolah dengan cara yang seru dan berkesan.

Tak heran, banyak orang tua menyambut positif kegiatan ini.

“Anak saya pulang sekolah selalu bercerita dengan semangat. Katanya sekolah itu menyenangkan, banyak teman baru, bisa bermain sambil belajar,” ujar salah satu wali murid SDN Puntang, tersenyum lega.

Demi mendukung MPLS berjalan maksimal, pihak sekolah juga menyiapkan berbagai media penunjang: poster nilai-nilai sekolah, alat peraga, hingga pertunjukan seni dari kakak kelas yang menumbuhkan semangat cinta sekolah. Semua ini dirancang demi menciptakan pengalaman hari pertama sekolah yang menyenangkan dan membekas.

Dengan kegiatan ini, diharapkan siswa tidak hanya mengenal lingkungan sekolah, namun juga mulai memahami pentingnya pendidikan, pertemanan yang sehat, serta membangun motivasi belajar sejak dini.

MPLS di SDN se-Kecamatan Losarang membuktikan bahwa pendidikan yang dimulai dengan pendekatan ceria, ramah, dan penuh kasih sayang akan menjadi fondasi kuat membentuk karakter generasi masa depan.

“Awali dengan bahagia, semoga belajarnya pun penuh semangat sampai enam tahun ke depan.” (*)

Editor : Redaksi Min.co.id

Komentar

News Feed