Di Balik Label “Alami”: Fakta Mengejutkan Suplemen Kesehatan yang Sering Disalahpahami

Jakarta | Di tengah tren hidup sehat yang makin menjamur, suplemen alami menjadi primadona baru di kalangan masyarakat urban. Dari label berdesain hijau hingga slogan “alami tanpa efek samping”, produk-produk ini makin digandrungi. Namun, di balik daya tarik tersebut, para ahli mengingatkan: alami bukan berarti otomatis aman.

Alex Teo, Director of Research Development and Scientific Affairs Herbalife, menegaskan bahwa persepsi publik terhadap suplemen alami sering kali keliru. Dalam wawancaranya yang dikutip dari CNN, Rabu (2/7), ia menyebutkan bahwa keamanan dan efektivitas suplemen bergantung pada kandungan, dosis, dan interaksi zat dalam tubuh, bukan sekadar dari embel-embel “natural”.

“Semakin banyak orang mengandalkan suplemen alami, semakin penting pula memahami bahwa ‘alami’ bukan berarti bebas risiko,” tegas Alex.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia telah menetapkan Peraturan No. 10 Tahun 2024 dan No. 24 Tahun 2023 untuk memperketat pengawasan suplemen kesehatan, termasuk produk alami. Namun, kesadaran konsumen tetap menjadi kunci utama untuk menghindari efek samping yang tak diinginkan.

“Aturan boleh ketat, tapi masyarakat tetap harus kritis saat memilih,” ungkap Alex.

5 Mitos Umum Tentang Suplemen Alami yang Perlu Anda Waspadai

Dalam euforia mengejar hidup sehat, tak sedikit orang yang terjebak mitos soal suplemen alami. Berikut beberapa kesalahpahaman yang umum beredar:

1. Mitos: Alami = Aman

Faktanya, zat beracun seperti arsenik dan timbal juga berasal dari alam. Beberapa tumbuhan bahkan dapat merusak hati dan ginjal jika dikonsumsi sembarangan.

2. Mitos: Bisa Diminum Sebanyak Mungkin

Vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan keracunan jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.

3. Mitos: Bisa Gantikan Obat Resep

Suplemen bukan pengganti terapi medis. Mengandalkan suplemen untuk mengobati penyakit kronis bisa berujung fatal.

4. Mitos: Aman Dicampur dengan Obat

Contohnya, ekstrak teh hijau dapat mengganggu kerja obat jantung, dan suplemen bawang putih bisa memperkuat efek pengencer darah—berisiko menyebabkan perdarahan.

5. Mitos: Bisa Gantikan Pola Makan Sehat

Makanan utuh tetap yang terbaik. Suplemen hanya pelengkap, bukan pengganti nutrisi dari sayur, buah, dan protein alami.

Meskipun suplemen alami menawarkan berbagai manfaat, kewaspadaan tetap perlu dikedepankan. Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi suplemen adalah langkah bijak untuk menghindari efek samping dan interaksi berbahaya.

“Suplemen itu tambahan, bukan penyelamat. Kesehatan tetap dimulai dari gaya hidup dan pola makan yang seimbang,” tutup Alex.

Jangan tertipu oleh label atau tren. Sehat bukan soal siapa paling banyak minum suplemen, tapi siapa yang paling bijak dalam menjaga keseimbangan hidup. (*)

Komentar

News Feed