Surabaya | Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap maraknya kejahatan siber, Telkom University Surabaya meluncurkan komik interaktif edukatif berbasis web bertajuk “The White Swindler.” Karya ini merupakan kolaborasi inovatif antara dosen dan mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Informatika, sebagai bagian dari program pengabdian masyarakat yang menyentuh isu digital paling krusial saat ini.
Berbeda dari komik biasa, The White Swindler mengangkat kisah nyata korban penipuan digital, mulai dari modus file .apk palsu, pembajakan akun WhatsApp, hingga transfer dana fiktif. Semua dikemas dalam narasi visual yang mirip platform populer seperti Webtoon dan Wattpad, menjadikan materi edukasi lebih menarik, ringan, dan mudah diserap, khususnya oleh generasi muda digital-native.
“Kami merancang The White Swindler bukan sekadar untuk dibaca, tetapi untuk memicu kesadaran kritis. Kami ingin masyarakat tidak hanya tahu, tetapi juga waspada,” ujar Mochamad Nizar Palefi Ma’ady, dosen Telkom University Surabaya, Jumat (4/7/2025).
Sebelum peluncuran komik, tim penggagas juga telah menggelar webinar nasional pada 31 Mei 2025 dengan tema “Mengungkap Modus Penipuan Digital dalam Bentuk Komik.” Acara ini diikuti oleh mahasiswa, guru, orang tua, dan praktisi keamanan siber, menandakan luasnya perhatian terhadap isu ini.
Dua narasumber utama yang dihadirkan adalah:
-
Riza Akhsani Setyo, S.Kom., M.MT., peneliti dan pemilik Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di bidang digital.
-
Azis Suroni, S.Kom., M.Kom., penulis buku literasi digital dan pakar strategi keamanan masyarakat awam.
“Pendidikan siber tidak harus rumit. Dengan pendekatan visual seperti komik, pesan bisa masuk lebih dalam dan menyenangkan,” kata Azis Suroni dalam webinar tersebut.
Tim penggagas program terdiri dari gabungan dosen dan mahasiswa aktif, antara lain Mochamad Nizar Palefi Ma’ady, Purnama Anaking, Rosyid Abdillah, Anisa Dzulkarnain, dan Mustafa Kamal, bersama sejumlah mahasiswa pendukung lainnya. Kolaborasi ini membuktikan bahwa pendekatan edukasi tidak harus konvensional.
“Kami tidak hanya membuat komik, tapi juga mengembangkan kesadaran kolektif akan pentingnya perlindungan digital di era informasi,” tambah Rosyid Abdillah, anggota tim dosen.
Masyarakat umum dapat mengakses The White Swindler secara gratis melalui media sosial dan platform resmi Telkom University Surabaya. Diharapkan, komik ini dapat menjadi model edukasi siber kreatif yang bisa direplikasi di sekolah-sekolah, kampus, dan komunitas di seluruh Indonesia.
Dengan hadirnya The White Swindler, literasi digital kini memiliki wajah baru—penuh warna, dekat dengan generasi muda, dan menyentuh langsung problem nyata masyarakat.(*)








Komentar