Sering Gonta-Ganti BBM? Ini Bahayanya untuk Mesin Mobil Anda

Jakarta | Banyak pengemudi berpikir bahwa mengganti jenis bahan bakar minyak (BBM) sesuka hati tidak akan berdampak pada kendaraan mereka. Ada yang tergiur harga lebih murah, ada pula yang sekadar ingin mencoba BBM beroktan lebih tinggi untuk performa lebih baik. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan ini justru bisa membahayakan mesin mobil dalam jangka panjang?

BBM bukan sekadar cairan yang menggerakkan mesin, tetapi juga memiliki spesifikasi tertentu yang dirancang sesuai dengan kebutuhan mesin kendaraan. Setiap mesin memiliki rasio kompresi yang berbeda, sehingga membutuhkan jenis BBM dengan angka oktan (RON) tertentu agar proses pembakaran berlangsung optimal.

Jika Anda sering mengganti BBM dengan oktan berbeda, ini beberapa efek negatif yang bisa terjadi:

1. Mesin Bisa Mengalami Knocking (Ngelitik)

Mesin yang dirancang untuk BBM dengan oktan tinggi (RON 92 ke atas) tetapi justru diberi BBM beroktan lebih rendah bisa mengalami knocking atau ngelitik. Ini terjadi karena bahan bakar terbakar sebelum waktunya akibat tekanan yang lebih tinggi di ruang bakar. Knocking yang terjadi terus-menerus bisa merusak piston dan komponen mesin lainnya.

2. Pembakaran Tidak Sempurna dan Timbul Endapan Karbon

Setiap jenis BBM memiliki kandungan zat aditif yang berbeda. Ketika Anda sering berganti-ganti BBM, mesin harus terus menyesuaikan diri dengan karakteristik bahan bakar yang berbeda, yang dapat menyebabkan pembakaran tidak sempurna dan meninggalkan residu karbon di ruang bakar serta injektor. Dalam jangka panjang, ini bisa menurunkan efisiensi mesin dan meningkatkan konsumsi bahan bakar.

3. Performa Mesin Tidak Konsisten

Jika Anda terbiasa menggunakan BBM dengan oktan tinggi yang membuat tarikan mesin lebih responsif, lalu tiba-tiba menggantinya dengan BBM beroktan rendah, Anda mungkin akan merasakan perbedaan performa yang signifikan. Mobil bisa terasa lebih berat saat berakselerasi dan konsumsi bahan bakar bisa menjadi lebih boros karena mesin harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan tenaga yang sama.

4. Meningkatkan Risiko Kerusakan Komponen Mesin

Mesin yang terus-menerus dipaksa beradaptasi dengan BBM yang berbeda akan mengalami tekanan lebih besar, terutama pada sistem pembakaran dan injeksi bahan bakar. Ini dapat mempercepat keausan pada komponen mesin, yang pada akhirnya berujung pada biaya perawatan yang lebih mahal.

Agar mesin mobil tetap awet dan bekerja optimal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan: Gunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. Setiap kendaraan memiliki spesifikasi bahan bakar yang dianjurkan, yang bisa Anda temukan di buku manual kendaraan., Hindari mencampur BBM dengan oktan berbeda.

Jika ingin beralih ke BBM beroktan lebih tinggi, lakukan secara bertahap saat tangki hampir kosong agar tidak terjadi pencampuran yang berlebihan, Lakukan pembersihan ruang bakar secara berkala.

Jika Anda sudah terbiasa gonta-ganti BBM, pertimbangkan untuk melakukan servis pembersihan injektor dan ruang bakar agar performa mesin tetap optimal, Gunakan aditif bahan bakar jika perlu. Beberapa aditif dapat membantu mengurangi endapan karbon akibat pembakaran tidak sempurna dan meningkatkan efisiensi bahan bakar.

Sering mengganti jenis BBM tanpa mempertimbangkan dampaknya bisa menyebabkan penurunan performa mesin, pemborosan bahan bakar, hingga kerusakan komponen yang mahal biayanya. Jadi, pastikan Anda selalu menggunakan BBM yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan agar mesin tetap awet, efisien, dan bertenaga.(*)

Komentar

News Feed