NTT | Guncangan dari perut bumi kembali terasa di kawasan timur Indonesia. Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,1 dilaporkan mengguncang wilayah timur laut Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Jumat pagi, 4 Juli 2025, tepatnya pukul 04:25:39 WIB.
Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui rilis resminya. Menurut BMKG, episentrum gempa berada pada koordinat 6.87 Lintang Selatan (LS) dan 125.29 Bujur Timur (BT), atau sekitar 178 kilometer dari arah timur laut Kabupaten Alor.
Yang menarik, gempa ini terjadi pada kedalaman luar biasa yakni 537 kilometer di bawah permukaan laut, yang menandakan jenis gempa dalam (deep focus earthquake). Jenis gempa ini umumnya tidak menimbulkan kerusakan di permukaan karena energi teredam oleh lapisan bumi sebelum mencapai daratan.
“#Gempa Mag:4.1, 04-Jul-2025 04:25:39WIB, Lok:6.87LS, 125.29BT (178 km TimurLaut ALOR-NTT), Kedlmn:537 Km #BMKG,” tulis BMKG dalam akun resmi mereka.
BMKG juga memberikan penegasan bahwa informasi awal ini bersifat cepat dan masih bisa berubah seiring proses verifikasi dan kelengkapan data lebih lanjut. Pihak berwenang menyatakan bahwa tidak ada potensi tsunami akibat gempa ini.
Hingga saat berita ini diturunkan, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat guncangan tersebut. Aktivitas warga di Alor dan sekitarnya dilaporkan berjalan normal.
Namun, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan waspada, serta mengikuti perkembangan informasi resmi dari BMKG, terutama jika berada di wilayah rawan gempa atau lereng perbukitan yang berpotensi longsor.
Gempa dengan kedalaman lebih dari 300 km, seperti yang terjadi hari ini, tergolong gempa dalam, dan biasanya dihasilkan oleh aktivitas subduksi lempeng di zona Benioff. Meskipun daya rusaknya lebih rendah, fenomena ini menunjukkan bahwa aktivitas geologi di wilayah NTT masih sangat aktif dan harus terus dipantau.
Indonesia sendiri berada di jalur cincin api Pasifik (Ring of Fire), menjadikan wilayah seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua rentan terhadap aktivitas seismik.(*)
Komentar