Tangerang | Harapan Timnas Putri Indonesia untuk mengamankan tiket ke putaran selanjutnya dalam Kualifikasi Piala Asia Putri 2026 harus terguncang. Bertanding di hadapan publik sendiri di Sport Centre Kelapa Dua Stadium, Tangerang, Garuda Pertiwi harus menelan kekalahan menyakitkan dari Timnas Putri Pakistan dengan skor 0-2 pada matchday kedua Grup D.
Meski tampil dengan semangat menyerang sejak awal laga, skuad asuhan pelatih Rudy Eka Priyambada justru kecolongan dua gol krusial yang mengubah arah pertandingan. Kedua gol Pakistan dicetak oleh Nadia Khan dan Suha Hirani, yang memanfaatkan celah dan kelengahan di jantung pertahanan Indonesia.
“Kami bermain terlalu terburu-buru setelah tertinggal, itu yang menjadi bumerang bagi kami,” ujar salah satu pemain senior tim Garuda Pertiwi usai laga.
Sempat mendominasi penguasaan bola di menit-menit awal, Garuda Pertiwi kesulitan menembus rapatnya lini belakang Pakistan. Serangan yang dibangun dari sayap kanan kerap mentok di lini pertahanan lawan. Setelah tertinggal dua gol, tekanan mental semakin terasa. Alih-alih membalas, para pemain justru tampil lebih gugup dan kehilangan ketenangan dalam pengambilan keputusan.
Dengan kekalahan ini, posisi Indonesia harus turun ke peringkat ketiga klasemen sementara Grup D, tetap dengan raihan tiga poin. Sementara Pakistan melesat ke posisi kedua dengan poin yang sama, namun unggul head-to-head.
Situasi ini menjadikan pertandingan selanjutnya melawan Chinese Taipei sebagai laga hidup-mati bagi Indonesia. Kemenangan menjadi harga mati jika ingin tetap menjaga asa lolos ke putaran final Piala Asia Putri 2026.
Kekalahan ini memperlihatkan celah utama di lini belakang Garuda Pertiwi. Koordinasi yang kurang rapi dan kesalahan elementer harus segera dibenahi. Kekuatan ofensif tak akan cukup bila tak diimbangi dengan pertahanan yang disiplin.
Indonesia akan menghadapi tantangan berat di laga terakhir fase grup menghadapi Chinese Taipei, tim yang dikenal dengan organisasi permainan solid dan pengalaman di ajang Asia.
“Laga melawan Chinese Taipei adalah laga final buat kami. Tidak ada ruang untuk kesalahan,” ujar pelatih Rudy Eka.
Meskipun langkah menjadi lebih berat, Garuda Pertiwi belum sepenuhnya kehilangan harapan. Dengan evaluasi menyeluruh, kekompakan tim, dan dukungan penuh dari publik, Indonesia masih berpeluang membuat kejutan.
Kekalahan ini bukan akhir perjalanan, tapi alarm penting bahwa membangun tim tak hanya soal semangat menyerang, tetapi juga menjaga fokus dan mentalitas sepanjang pertandingan.(*)
Komentar