Min.co.id ~ Jakarta ~ Bayangkan ini mobil kesayanganmu baru saja dicuci, mengilap, dan kamu parkir di pelataran rumah. Sinar matahari menyinari bodi metaliknya, membuatnya terlihat seperti baru keluar dari showroom. Tapi, di balik keindahan itu, ada cerita yang tak begitu manis.
Mobil yang terlalu sering “berjemur” di luar ternyata menyimpan risiko, khususnya pada bagian yang kerap kita abaikan kaca mobil.
Tak banyak yang tahu, sinar matahari bukan hanya lawan bagi dashboard dan jok kulit, tapi juga musuh senyap bagi kaca mobil. Kaca film, misalnya. Lapisan gelap yang melindungi kita dari silau dan panas ini, jika terus-menerus disinari UV, bisa mulai mengelupas, menggelembung, bahkan memudar warnanya. Saat itu terjadi, bukan cuma kenyamanan yang hilang, tapi juga estetika mobil kita.
Belum lagi soal retak halus akibat tekanan suhu ekstrim. Saat mobil terpanggang di siang hari dan tiba-tiba terkena guyuran air saat dicuci atau hujan turun, kaca bisa mengalami stress termal. Awalnya tak terlihat. Tapi seiring waktu, retakan kecil bisa tumbuh, dan tahu-tahu kamu butuh ganti kaca depan seharga jutaan rupiah.
Bukan ingin menakut-nakuti, tapi realita ini sering tak kita sadari. Sama halnya dengan kulit manusia yang terbakar matahari, kaca mobil juga butuh perlindungan.
Beruntung, ada cara untuk menyiasatinya. Sunshade bukan cuma aksesoris gaya, tapi senjata utama untuk melawan sinar UV. Parkir di tempat teduh, gunakan cover mobil saat ditinggal lama, atau pasang kaca film berkualitas tinggi semua adalah investasi kecil untuk menghindari kerugian besar.
Jadi, lain kali saat kamu membiarkan mobilmu ‘berjemur’, ingatlah setiap cahaya matahari yang masuk, mungkin sedang menuliskan catatan kecil menuju kerusakan.
Kaca memang bening, tapi jangan sampai transparansi itu membuatmu tak waspada. (*)
Editor : Redaksi Min.co.id










Komentar