Min.co.id ~ Jatim ~ Pondok Pesantren Al Amien Prenduan kembali membuktikan diri sebagai salah satu poros penting penggerak ekonomi syariah dan ketahanan pangan lokal di Indonesia. Hal ini terlihat dalam kunjungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam program Jelajah UMKM dan Pondok Pesantren 2025, Sabtu (14/6/2025).
Kegiatan ini menjadi momentum untuk menyoroti kemandirian ekonomi pesantren, dengan menampilkan berbagai unit usaha produktif yang telah berkembang secara profesional, digital, dan berdaya saing tinggi.
Dalam kunjungannya, Advisor BI Jawa Timur Ridzky Prihadi berdialog langsung dengan pengasuh pesantren, KH. Achmad Fauzi Tijani, dan meninjau langsung peternakan ayam ras petelur, yang menjadi tulang punggung ekonomi pesantren sekaligus pengendali inflasi komoditas telur di kawasan Madura.
“Pesantren seperti Al Amien adalah contoh nyata bahwa lembaga pendidikan berbasis Islam bisa menjadi role model ekonomi syariah yang mandiri dan adaptif. Ini adalah model kolaborasi ideal antara pesantren, dunia usaha, dan regulator,” ungkap Ridzky.
KH. Achmad Fauzi menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan Bank Indonesia sejak tahun 2020, termasuk pembangunan kandang ayam modern yang menjadi titik tolak pertumbuhan ekonomi pesantren.
“Bantuan BI membuka jalan besar bagi kami. Kini, kami tidak hanya menghasilkan telur, tetapi juga mampu mengolah berbagai produk turunan yang bermanfaat untuk santri dan masyarakat,” ujar KH. Fauzi.
Unit usaha yang kini menopang ekonomi pesantren di antaranya:
-
Peternakan Ayam Ras Petelur – Mendukung pasokan telur di Madura.
-
Pabrik Air Mineral Bariklana – Produk unggulan berstandar tinggi.
-
Bariklana Bakery – Pengolahan roti berbasis telur lokal, favorit masyarakat.
-
Pabrik Mie Bariklana – Penuhi konsumsi santri dengan bahan baku internal.
-
Pabrik Tahu dan Tempe Al Amien – Produksi sehat berbasis kedelai organik.
-
Unit Usaha Beras – Menyerap 50 ton hasil panen lokal tiap bulan.
-
Digitalisasi Ekonomi Pesantren – Sistem fingerprint untuk transaksi koperasi dan kantin.
Ridzky menekankan bahwa pesantren seperti Al Amien bukan hanya pusat dakwah dan pendidikan, tetapi kini telah menjadi kekuatan ekonomi alternatif masyarakat yang inklusif dan berbasis nilai-nilai luhur Islam.
“Inilah wajah baru pesantren modern, profesional, tetapi tetap berakar pada nilai-nilai keislaman dan kearifan lokal. Ini harus direplikasi di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Program Jelajah UMKM dan Pesantren 2025 akan terus berlangsung ke berbagai daerah di Jawa Timur, mengusung semangat penguatan ekonomi hijau, syariah, dan berkelanjutan.(*)










Komentar