Wisman Melonjak, Surabaya-Malang Tetap Primadona

Min.co.id ~ Jatim ~ Langit April 2025 tampaknya membawa berkah bagi pariwisata Jawa Timur. Di tengah tren fluktuatif kunjungan wisata, data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur menunjukkan lonjakan signifikan jumlah Wisatawan Mancanegara (Wisman) yang masuk melalui Bandara Internasional Juanda, Sidoarjo.

Sebanyak 24.800 kunjungan Wisman tercatat pada April 2025, naik 58,50 persen dibanding Maret 2025. Angka ini menjadi sinyal kuat bahwa sektor pariwisata Jawa Timur tengah kembali menggeliat, didukung momentum hari besar keagamaan dan mulai pulihnya mobilitas internasional.

“Ini capaian yang menggembirakan secara month-to-month,” ungkap Kepala BPS Jatim, Zulkipli, saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) di Ruang Vicon, Kantor BPS Jatim, Senin (2/6/2025). “Namun, secara year-on-year (YoY) masih terjadi penurunan sebesar 14,61 persen.”

Tak banyak berubah dari tahun-tahun sebelumnya, Malaysia, Tiongkok, dan Singapura masih menjadi penyumbang terbanyak kunjungan Wisman ke Jawa Timur. Konektivitas udara yang memadai dan kedekatan budaya menjadi faktor utama ketiganya konsisten mengisi grafik tertinggi.

Namun, Zulkipli juga menggarisbawahi bahwa secara kumulatif, Januari-April 2025 mencatat 81.771 kunjungan Wisman, mengalami penurunan dari 92.808 kunjungan pada periode yang sama tahun 2024.

Meski Wisman sempat menurun secara tahunan, sektor Wisatawan Nusantara (Wisnus) justru mencatat performa yang solid. “Secara month-to-month, Wisnus naik 53,54 persen dibanding Maret 2025. Dan secara year-on-year juga meningkat 0,67 persen,” ujar Zulkipli.

Daerah dengan kunjungan Wisnus tertinggi masih konsisten dikuasai oleh Surabaya, Malang, dan Sidoarjo. Ketiga wilayah ini dinilai menawarkan keseimbangan antara destinasi wisata keluarga, religi, sejarah, dan kuliner.

“Surabaya sebagai kota besar dengan fasilitas lengkap, Malang dengan udara sejuk dan pegunungan, serta Sidoarjo yang dekat bandara dan kaya kuliner laut. Inilah kekuatan segitiga emas pariwisata kita,” imbuhnya.

Tak hanya jumlah wisatawan, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel juga ikut terdongkrak. Kenaikan 16,71 persen secara bulanan dan 1,24 persen secara tahunan mencerminkan kembali hidupnya industri perhotelan pasca-ramainya agenda libur keagamaan dan promosi destinasi.

Baik hotel berbintang maupun non-bintang mengalami pertumbuhan signifikan. Tercatat peningkatan 8,30 poin secara bulanan dan 0,56 poin secara tahunan.

Melihat tren positif ini, Zulkipli berharap semua pihak—pemerintah daerah, pelaku pariwisata, dan masyarakat—bisa bersama-sama menjaga momentum.

“Tren April ini membuktikan Jawa Timur punya magnet kuat untuk wisatawan. Tantangan ke depan adalah menjaga konsistensi dan memperkuat daya saing destinasi lokal kita,” tutupnya.(*)

Editor : Redaksi Min.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *