Min.co.id ~ Indramayu ~ Indramayu bukan hanya dikenal sebagai kota pesisir dengan kekayaan alamnya, tetapi juga sebagai rumah bagi kesenian Tarling, musik khas yang lahir dari perpaduan budaya lokal dan pengaruh luar. Lebih dari sekadar hiburan, Tarling adalah saksi perjalanan sejarah yang mengakar sejak abad ke-16, tepatnya pada masa Sultan Wirakusuma (Wiralodra II) tahun 1531 M.
Musik Kerajaan yang Bertransformasi Menjadi Hiburan Rakyat
Pada awalnya, Tarling merupakan bagian dari Gamelan Kadhaton Dermayu, dimainkan untuk menyambut tamu kerajaan dan acara resmi Kesultanan Dermayu. Musik ini merupakan hasil kolaborasi unik antara gitar khas Tionghoa Palembang dengan seruling bambu Dermayu, menciptakan harmoni nada yang khas dan disebut “ngleneng kon ngawiji”—seimbang dan menyatu.
Namun, seiring waktu, kesenian ini tidak lagi hanya milik istana. Tarling berkembang pesat dan menjadi hiburan tanpa kasta. Rakyat sipil, prajurit, pedagang, hingga pejabat mulai menjadikan Tarling sebagai bagian dari pesta rakyat. Keunikan musik ini semakin kuat ketika dikombinasikan dengan sinden dan gamelan Kedhaton Dermayu, menjadikannya semakin berwarna dan bernyawa.
Pengaruh Budaya dan Keunikan Tarling
Keberadaan Tarling tidak lepas dari hubungan erat antara Indramayu dan Palembang. Perkawinan antara Sultan Wirakusuma dan Nyi Mas Ayu Ilir, yang memiliki garis keturunan dari Palembang dan Tionghoa, turut membawa unsur musik dari luar ke Indramayu. Inilah yang membuat Tarling menjadi seni musik lintas budaya, dengan instrumen dan pola nada yang khas.
Dulu, gitar Tarling tradisional menggunakan lima senar yang dibuat dari serat pohon damar yang dicampur dengan arang, menghasilkan suara yang lebih dalam dan berbeda dibandingkan Tarling modern yang kini menggunakan senar baja.
Tarling, Simbol Identitas Indramayu yang Terpatri dalam Sejarah
Meskipun sudah ada sejak ratusan tahun lalu, Tarling baru dipatenkan sebagai hak cipta Indramayu pada tahun 1920, setelah berdirinya Karesidenan Indramayu pada 1817. Musik ini terus berkembang hingga kini, menjadi identitas budaya yang tidak tergantikan.
Dari kesenian kerajaan hingga hiburan rakyat, Tarling telah membuktikan eksistensinya sebagai warisan budaya Indramayu yang tak lekang oleh waktu. Nada-nadanya bukan sekadar irama, melainkan jejak sejarah yang terus mengalun di setiap sudut kota pesisir ini.(*)