Min.co.id ~ Jakarta ~ Siapa sangka, buah pepaya yang selama ini kita kenal hanya sebagai pencuci mulut atau pelancar pencernaan, ternyata menyimpan kekuatan lain: melawan infeksi virus!
Penelitian berjudul “Phytomedical Properties of Carica papaya for Boosting Human Immunity Against Viral Infections” yang terbit di National Library of Medicine mengungkap bahwa pepaya bukan hanya kaya vitamin, tapi juga sarat senyawa bioaktif yang punya potensi sebagai agen antivirus alami.
Di balik dagingnya yang oranye manis, pepaya mengandung flavonoid, alkaloid, fenol, papain, dan chymopapain—senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas antiviral, antiinflamasi, dan imunomodulator. Artinya, pepaya mampu, Meningkatkan daya tahan tubuh, Mengurangi stres oksidatif, Menghambat replikasi virus, Mengatur sistem imun agar lebih responsif
Bahkan, ekstrak daun dan buah pepaya diketahui dapat menekan aktivitas virus seperti dengue, Zika, HIV, hingga COVID-19.
Selain kekuatan antiviralnya, pepaya dikenal dengan enzim papain yang tak hanya baik untuk pencernaan, tapi juga berperan penting dalam pemulihan tubuh dari peradangan. Kombinasi efek antioksidan dan peningkatan produksi sel imun menjadikan pepaya cocok dikonsumsi saat sehat maupun ketika tubuh sedang tidak fit.
“Pepaya bukan hanya untuk menjaga kesehatan harian, tapi bisa menjadi bagian dari strategi alami melawan infeksi,” demikian salah satu kesimpulan penelitian tersebut.
Namun, pepaya juga bukan tanpa risiko. Konsumsi berlebihan, terutama dari pepaya mentah atau lateksnya, bisa menimbulkan reaksi alergi. Bagi mereka yang sensitif terhadap papain atau lateks, wajib berhati-hati.
Ibu hamil juga tidak disarankan mengonsumsi pepaya mentah atau suplemen pepaya karena potensi dampaknya terhadap kehamilan. Selain itu, meskipun hasil laboratorium menjanjikan, masih dibutuhkan uji klinis skala besar untuk menetapkan pepaya sebagai terapi medis resmi.(*)










Komentar