Min.co.id ~ Surabaya ~ Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C Universitas Airlangga, menjadi saksi pengukuhan Prof. Dr. Muji Harsini, Dra., M.Si. sebagai Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Kamis (8/5/2025). Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Muji menyampaikan sebuah terobosan ilmiah yang menjanjikan perubahan besar dalam dunia sensor kimia: elektrometri.
“Elektrometri bukan sekadar metode pengukuran,” tegas Prof. Muji. “Ia adalah jembatan antara dunia mikroskopis zat kimia dengan solusi nyata bagi kesehatan manusia, keamanan produk, dan kelestarian lingkungan.”
Teknologi ini memanfaatkan arus listrik sebagai sarana untuk mendeteksi zat kimia dalam jumlah sangat kecil—bahkan dalam campuran kompleks sekalipun. Kunci utamanya terletak pada inovasi elektroda pasta karbon (Carbon Paste Electrode/CPE) yang telah dimodifikasi dengan tiga material unggulan: karbon nanopori, polimelamin (PM), dan nanopartikel emas (AuNPs).
“Karbon nanopori menyerap zat secara optimal, PM mempercepat transfer elektron, dan AuNPs meningkatkan sensitivitas sensor,” paparnya penuh semangat.
Sensor kimia hasil pengembangannya mampu mendeteksi berbagai senyawa penting, mulai dari dopamin (DA), asam urat (UA), asam askorbat (AA), hingga hidrokuinon (HQ)—komponen yang banyak ditemukan dalam produk kosmetik dan sistem biologis tubuh manusia.
Lebih dari sekadar riset laboratorium, Prof. Muji menekankan bahwa teknologi ini dirancang untuk berdampak langsung. “Kami ingin menjawab kebutuhan nyata: diagnosis klinis yang cepat dan akurat, pengujian kosmetik yang aman, hingga monitoring lingkungan yang lebih presisi.”
Yang menarik, elektroda ini juga ramah lingkungan. Tidak ada merkuri atau bahan toksik lainnya. Bahan-bahannya terjangkau dan mudah dimodifikasi, menjadikan teknologi ini tidak hanya inovatif, tapi juga inklusif.
“Ini adalah ilmu pengetahuan yang turun ke bumi. Inovasi yang tidak berhenti di jurnal, tetapi menyentuh kehidupan masyarakat,” tutup Prof. Muji dengan penuh harap.(*)
Editor : Redaksi Min.co.id
Komentar