Meriam: Dari Debu Mesiu Tiongkok hingga Simbol Dominasi di Medan Tempur Dunia

Min.co.id ~ Jakarta ~ Meriam bukan sekadar senjata, tetapi pengubah arah sejarah. Dari kemunculannya di Tiongkok sebagai artileri mesiu pertama, hingga perannya yang krusial di medan laga Eropa dan medan laut global, meriam menjelma menjadi kekuatan revolusioner dalam strategi perang.

Senjata ini pertama kali menggelegar dalam pertempuran-pertempuran besar, seperti di Ain Jalut dan Crecy, menandai babak baru dalam sejarah militer. Efek destruktifnya tak hanya meluluhlantakkan tembok benteng abad pertengahan, tapi juga merobohkan taktik kuno yang sudah lama bertahan. Revolusi militer pun tak terhindarkan — perancang benteng dipaksa berpikir ulang, hingga lahirlah desain benteng bintang yang ikonik dan tangguh terhadap tembakan artileri.

Di lautan, meriam mengubah kapal menjadi benteng apung yang mematikan. Angkatan Laut Britania menguasai lautan dengan deru meriam sebagai senjata utama, menciptakan kekuatan maritim yang tak tertandingi selama berabad-abad. Saat Perang Dunia berkecamuk, meriam tetap menjadi momok di parit dan perbukitan, membuktikan bahwa artileri tak pernah kehilangan perannya dalam menaklukkan musuh.

Hari ini, meriam tak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga simbol kemajuan teknologi militer dan dominasi kekuatan. Dari benteng kuno hingga medan perang modern, suara ledaknya masih menggema dalam catatan sejarah umat manusia.(*)

Editor : Redaksi Min.co.id

Komentar

News Feed