Min.co.id ~ Jabar ~ Saat pagi masih berembun dan matahari baru menyingsing di ufuk timur, sekelompok pria berseragam hitam bergerak di bawah lengkungan Jembatan Jingilus. Bukan dengan senjata, melainkan dengan cangkul, sekop, dan semangat juang yang tak kalah membara. Mereka adalah anggota Sat Brimob Polda Jabar, turun langsung ke lapangan, bukan untuk memburu pelaku kejahatan, tetapi untuk membebaskan jembatan dari belenggu puing dan sampah.
Jembatan Jingilus, penghubung vital antara Kampung Gumelar dan Pasar, sempat tertahan arusnya, tersendat jalannya. Sampah yang menumpuk bukan sekadar menghalangi air yang mengalir, tetapi juga menutup jalan bagi ratusan langkah yang menggantungkan hidup dari lalu lalang di atasnya. Masyarakat resah, khawatir bencana datang tanpa undangan.
Sat Brimob Bergerak: Mengangkat Puing, Menghapus Kekhawatiran
Dipimpin oleh Aipda Sopian Gunawan, didampingi Kabag Ops Kompol Dedi, tim Brimob tak menunggu waktu lama. Mereka menyingsingkan lengan baju, merangkul masyarakat, dan bersama-sama melawan tumpukan sampah yang selama ini menjadi momok. Tak ada yang berdiri sebagai atasan atau bawahan—di medan pengabdian ini, semua adalah saudara yang berjuang untuk kepentingan bersama.
Bersama Rakyat, Untuk Rakyat
Di tengah keringat yang menetes dan tangan yang penuh lumpur, ada tawa dan kehangatan. Inilah bentuk nyata kepedulian. Brimob bukan sekadar pelindung dalam situasi darurat, tetapi juga mitra dalam keseharian.
“Kami tak hanya hadir saat situasi genting, tetapi juga dalam langkah-langkah kecil yang memberi arti besar bagi masyarakat,” ujar Kombespol Donyar Kusumadji, S.I.K., Dansat Brimob Polda Jabar, dengan penuh kebanggaan.
Kini, Jembatan Jingilus kembali terbuka lebar, mengizinkan angin bebas berlalu, air mengalir tanpa hambatan, dan masyarakat kembali melangkah dengan tenang. Tak hanya sampah yang tersapu hari itu, tetapi juga jarak antara aparat dan rakyat, yang semakin lebur dalam kebersamaan.(*)
Editor : Achmad