Pesantren Attaqwa: Menjadi Pilar Utama dalam Pendidikan Modern dan Pelestarian Nilai Agama

Min.co.id ~ Bogor ~ Bogor, 26 Januari 2025 – Pondok Pesantren Attaqwa di Sentul, Bogor, kembali menjadi sorotan setelah Menteri Agama Nasaruddin Umar mengungkapkan rasa bangganya terhadap kontribusi besar pesantren dalam memperkuat karakter bangsa dan mempertahankan nilai-nilai luhur agama di tengah kemajuan teknologi.

Dalam rangka Milad ke-6 Dekade Pondok Pesantren Attaqwa Putri, Menag hadir memberikan dukungan penuh terhadap upaya pesantren dalam mengintegrasikan pendidikan agama dan keterampilan modern.

“Pesantren Attaqwa telah menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan berbasis agama bisa berjalan seiring dengan perkembangan dunia digital. Mereka tidak hanya mencetak santri dengan ilmu agama yang mumpuni, tetapi juga santri yang siap bersaing dalam dunia yang semakin terhubung secara global,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Di hadapan ribuan santri, Menag menegaskan pentingnya peran pesantren sebagai benteng ideologi bangsa yang mampu menjaga dan mengembangkan jati diri bangsa Indonesia.

“Pesantren bukan hanya tempat belajar agama, tetapi juga tempat untuk menumbuhkan rasa kebangsaan dan kesiapan menghadapi tantangan masa depan,” tambahnya.

Sementara itu, Rektor Pondok Pesantren Attaqwa, KH. Abdul Haris, menyatakan bahwa pesantren tersebut terus berusaha memadukan antara pendidikan agama dengan keterampilan dunia modern, salah satunya melalui program kewirausahaan yang sudah berjalan sukses.

“Kami berupaya agar para santri tidak hanya menjadi ahli dalam ilmu agama, tetapi juga mampu menguasai keterampilan yang relevan dengan kebutuhan zaman, seperti teknologi informasi, kewirausahaan, dan pengelolaan digital,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Menag juga mengingatkan kepada seluruh pengasuh dan pengelola pesantren di seluruh Indonesia untuk terus menjaga kualitas pendidikan dan mengedepankan moderasi dalam beragama, sehingga pesantren tetap relevan dan menjadi pelopor pendidikan masa depan yang berlandaskan pada nilai-nilai kearifan lokal dan agama.(*)

Editor : Achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *