Min.co.id ~ Jakarta ~ Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) berkomitmen untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045 di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, dengan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2038.
Salah satu strategi utama yang diterapkan adalah transformasi digital, yang dipandang sebagai kunci untuk mendorong produktivitas dan mengatasi kesenjangan ekonomi.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, dalam acara Indonesia Digital Economy Outlook 2025 di Jakarta, Jumat (13/12/2024), menjelaskan pentingnya transformasi digital dalam mempersiapkan Indonesia untuk memasuki era ekonomi digital.
Ia juga mengungkapkan bahwa daya saing digital Indonesia terus menunjukkan tren positif. Berdasarkan laporan IMD World Digital Competitiveness Ranking (WDCR) 2024, Indonesia berhasil naik peringkat ke posisi 43 dunia, sebuah kemajuan signifikan dari posisi 56 pada 2020.
“Walau demikian, masih ada tantangan, terutama dalam bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara. Singapura, misalnya, berada di peringkat 1, sementara Indonesia masih tertinggal di bawah Malaysia dan Thailand,” kata Meutya.
Meningkatkan Talenta Digital
Sebagai bagian dari upaya mencapai visi ini, Indonesia juga membutuhkan setidaknya sembilan juta talenta digital terampil pada 2030. Saat ini, jumlah talenta digital yang tersedia tercatat sekitar 500.000 orang sejak 2018.
Untuk itu, Kemenkomdigi terus menggalakkan Program Literasi Digital dan Digital Talent Scholarship (DTS), yang telah menjangkau lebih dari 5,6 juta peserta. Program ini telah menunjukkan dampak positif, terutama di luar Pulau Jawa, dengan lulusan DTS mengalami kenaikan pendapatan sekitar 12,1 persen.
Literasi Digital dan Keamanan Siber
Seiring dengan transformasi digital, literasi digital menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kesiapan Indonesia menghadapi tantangan digital. Mediodecci Lustarini, Sekretaris Ditjen Komunikasi Publik Kemenkomdigi, mengingatkan generasi muda untuk terus meningkatkan literasi digital.
“Literasi digital bukan hanya soal penggunaan teknologi, tetapi juga kemampuan untuk berpikir kritis dan bertindak secara etis,” ujarnya dalam acara “Gensi Beraksi” di Universitas Pendidikan Muhammadiyah, Sorong.
Keamanan digital juga menjadi prioritas utama. Dengan meningkatnya ancaman kejahatan siber, seperti ransomware, phishing, dan fraud, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati dalam menjaga data pribadi.
Menurut laporan Microsoft Entra, lebih dari 600 juta serangan terhadap identitas terjadi setiap hari, dengan kerugian yang bisa mencapai USD3,5 miliar pada 2024.
Dengan fokus pada transformasi digital, literasi digital, dan penguatan keamanan siber, Indonesia berpotensi besar untuk menjadi pemimpin dalam ekonomi digital global, yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif.(*)
Editor : Achmad