MA Dukung Seleksi Hakim Agung Baru, Bahas Kekurangan SDM di Pengadilan

Min.co.id ~ Jakarta ~  Mahkamah Agung (MA) dan Komisi Yudisial (KY) semakin mempererat kolaborasi untuk menyelesaikan permasalahan kekurangan hakim agung yang menjadi tantangan utama dalam sistem peradilan Indonesia.

Ketua MA, Sunarto, bersama jajaran Pimpinan MA, melakukan kunjungan ke KY untuk membahas langkah strategis dalam menanggulangi kekurangan jumlah hakim agung yang diperkirakan semakin krusial pada 2025 mendatang.

Dalam pertemuan yang berlangsung pada Kamis (2/1) di Auditorium KY, Jakarta, Sunarto menyampaikan bahwa saat ini MA hanya memiliki 44 hakim agung, namun sejumlah hakim akan memasuki masa pensiun dalam waktu dekat.

Diperkirakan pada Mei 2025 jumlah hakim agung di MA akan berkurang menjadi hanya 41 orang, sementara tumpukan perkara yang harus diselesaikan telah mencapai lebih dari 30.000 perkara, dengan 147 perkara sisa dari 2023.

“Permasalahan besar ini terkait dengan ketidakseimbangan antara jumlah hakim dan beban perkara. Kami berharap KY dapat memberikan prioritas dalam seleksi hakim agung baru,” ungkap Sunarto.

MA berencana untuk mengajukan surat permintaan seleksi hakim agung kepada KY pada akhir tahun 2024, dengan harapan proses seleksi dapat dimulai pada awal 2025.

Sunarto juga menambahkan bahwa hasil seleksi sebelumnya masih bisa dipertimbangkan meskipun ada gangguan dalam proses tersebut.

Sementara itu, Ketua KY, Amzulian Rifai, menyambut baik niat baik MA untuk menjalin komunikasi yang lebih erat dengan KY. Menurutnya, kepercayaan antar lembaga sangat penting dalam menyelesaikan masalah besar di Indonesia, termasuk korupsi dan narkoba yang sering kali berakhir di pengadilan.

“Kepercayaan dan koordinasi antara MA dan KY akan sangat berperan dalam memastikan kualitas sistem peradilan yang lebih baik. Kami siap mendukung MA dalam proses seleksi hakim agung yang lebih cepat dan tepat,” ujar Rifai.

Kunjungan ini menjadi bukti nyata dari komitmen MA dan KY untuk bersama-sama menciptakan sistem peradilan yang lebih efisien dan efektif di Indonesia, meskipun menghadapi tantangan besar di tahun-tahun mendatang.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *