Min.co.id ~ Jakarta ~ Saat musim hujan tiba, kewaspadaan terhadap penyakit yang umum terjadi seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu ditingkatkan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Yudhi Pramono, menyatakan bahwa Kemenkes telah mengambil langkah-langkah intensif untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus DBD.
Sebagai bagian dari langkah pencegahan, Kemenkes menggalakkan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1J) untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungan rumah. Program ini dirancang agar masyarakat lebih proaktif dalam mengendalikan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang jentik nyamuk Aedes aegypti, yang menjadi penyebab utama DBD. “Kunci pencegahan DBD ada pada lingkungan rumah dan peran aktif seluruh anggota keluarga,” ujar Yudhi dalam pertemuan daring pada Kamis (14/11/2024).
Tren DBD Meningkat, Dampak Perubahan Iklim Perparah Situasi
Yudhi menjelaskan bahwa pola penyebaran DBD saat ini semakin cepat. Siklus tahunan DBD yang dulu terjadi sekitar setiap 10 tahun kini berlangsung dalam kurun waktu yang lebih singkat, yakni setiap tiga tahun atau kurang. Fenomena seperti El Niño dan perubahan iklim turut berperan dalam mempercepat penyebaran virus dengue, yang kini meluas hingga wilayah non-endemis.
Selama 2024 hingga minggu ke-43, tercatat 210.644 kasus DBD di Indonesia dengan 1.239 kematian. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah menggalakkan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan PSN dan G1R1J. Diharapkan dengan upaya ini, penularan DBD dapat dikendalikan, mengurangi risiko kejadian luar biasa, serta menurunkan angka kematian.(*ip)
Editor :Achmad