Min.co.id ~ Jakarta ~ Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus memperkuat posisi Indonesia dalam diplomasi ilmiah global. Hal ini diungkapkan Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito, dalam acara bertajuk “Peningkatan Peran dan Kontribusi Hasil-hasil Riset BRIN dalam Penguatan Strategi Diplomasi Saintifik Indonesia” di Gedung B.J. Habibie, Jakarta, Senin (28/10/2024).
Mego menekankan bahwa BRIN telah mengambil langkah nyata dalam diplomasi ilmiah dengan mendukung data dan analisis ilmiah dalam isu-isu global seperti perubahan iklim, keanekaragaman hayati, ketenaganukliran, dan antariksa. “Diplomasi ilmiah ini membutuhkan komunikasi yang kuat. Kami mengajak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) untuk berbagi pengetahuan dalam negosiasi internasional,” ujar Mego.
BRIN juga memimpin penelitian sektor antariksa dan ketenaganukliran, yang sebelumnya berada di bawah LAPAN dan BATAN. Selain itu, BRIN bersinergi dengan kementerian lain seperti KLHK dalam perubahan iklim dan KKP terkait isu sampah laut, mendukung posisi delegasi Indonesia dalam sidang internasional.
“Indonesia memiliki potensi alam seperti ring of fire dan biodiversitas yang tinggi, yang memungkinkan kita unggul dalam mitigasi bencana dan penemuan spesies baru,” tambahnya. Mego juga menyebut Indonesia sebagai contoh ketahanan pangan dalam forum internasional dengan pendekatan lokal pada komoditas pangan seperti beras, jagung, dan singkong.
Acara yang turut dihadiri oleh narasumber seperti Duta Besar Indonesia untuk Tunisia periode 2017-2021, Ikrar Nusa Bhakti, diharapkan mampu memperkuat strategi diplomasi berbasis riset BRIN, menempatkan Indonesia sebagai negara yang berpengaruh di panggung ilmiah dunia.(*)