Damar Kurung, Cahaya Warisan Gresik yang Kembali Bersinar Lewat Gerakan G1R1

Min.co.id ~ Gresik ~ Di tengah derasnya arus modernisasi, tradisi lampion Damar Kurung yang telah menghiasi langit Gresik sejak abad ke-16 kembali bersinar berkat Gerakan Satu Rumah Satu (G1R1) Damar Kurung.

Berawal dari masa Sunan Prapen, lampion yang terbuat dari kayu dan kertas ini tidak hanya sekadar dekorasi, tetapi juga sarana bercerita tentang kehidupan masyarakat, mulai dari aktivitas keseharian hingga ritual religius.

Damar Kurung, yang dalam bahasa Jawa berarti “cahaya terkurung,” menghidupkan kisah-kisah lokal dalam bentuk gambar dua dimensi.

Setiap sisinya membawa cerita yang bisa dibaca seperti alur kehidupan, baik itu profan seperti perayaan Agustusan yang dibaca searah jarum jam, maupun kegiatan spiritual yang diputar berlawanan arah, mencerminkan kedalaman nilai budaya Gresik.

Gerakan G1R1, yang dipimpin oleh Muhammad Anhar Chusnani, bertujuan untuk menghidupkan kembali tradisi ini dan memperkenalkan Damar Kurung ke generasi muda.

Anhar menjelaskan bahwa G1R1 adalah upaya agar setiap rumah di Gresik memiliki setidaknya satu Damar Kurung, sehingga tradisi ini tetap hidup dan menjadi simbol identitas budaya yang kuat.

“Setelah Mbah Masmundari, sang maestro Damar Kurung, meninggal, minat masyarakat menurun. Karena itulah, gerakan ini penting untuk merangkul generasi muda dan mengajari mereka cara menggambar Damar Kurung yang baik dan benar,” ujar Anhar.

Ia juga menjelaskan bahwa karakter gambar Damar Kurung yang menghadap samping bertujuan agar tidak menyerupai makhluk ciptaan Tuhan.

Gerakan G1R1 memiliki tiga fokus utama: edukasi, ekonomi kreatif, dan pemberdayaan masyarakat. Anhar dan timnya memberikan pelatihan di sekolah-sekolah, memproduksi barang-barang kreatif turunan seperti gantungan kunci dan kaos, serta memberdayakan tenaga lokal untuk memasarkan produk Damar Kurung.

Dengan semangat pelestarian ini, Anhar berharap Damar Kurung tidak hanya bertahan di Gresik, tetapi juga diakui hingga level internasional seperti UNESCO.

“Kami berharap Gerakan G1R1 ini bisa menyebar dan semakin banyak orang yang ikut melestarikan tradisi Damar Kurung, sehingga warisan budaya ini bisa terus hidup dan berkembang,” tambahnya.

Melalui dedikasi dari Gerakan G1R1, Damar Kurung kini bukan hanya menjadi cerita masa lalu, melainkan juga harapan masa depan yang menyala terang di setiap sudut Gresik.(*)

Editor : Achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *