Min.co.id ~ Jakarta ~ Malam Lailatul Qadr, malam seribu bulan, menjadi malam yang didambakan seluruh umat Islam di bulan Ramadhan. Namun, kapan tepatnya malam istimewa ini terjadi masih menjadi rahasia Allah SWT.
Meski begitu, Imam Al-Ghazali, filsuf dan teolog Islam ternama, memberikan beberapa prediksi tentang kemunculan Lailatul Qadr dalam kitabnya Ihya Ulumuddin. Prediksi ini didasarkan pada riwayat-riwayat hadits dan pengalaman para salaf.
Prediksi berdasarkan Hadits:
Kesepuluh malam terakhir Ramadhan: Hadits shahih dari beberapa perawi menyebutkan bahwa Lailatul Qadr kemungkinan besar jatuh pada salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Imam Al-Ghazali menyarankan untuk memperbanyak ibadah dan amalan di malam-malam tersebut.
Malam-malam ganjil: Hadits lain menyebut malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Ramadhan lebih diutamakan untuk pencarian Lailatul Qadr. Malam ganjil yang dimaksud adalah malam ke-21, 23, 25, 27, dan 29.
Prediksi berdasarkan Tanda-tanda:
Suasana hening dan tenang: Imam Al-Ghazali menyebutkan ciri malam Lailatul Qadr adalah suasananya yang hening dan tenang, berbeda dari malam-malam lainnya.
Mimpi yang baik: Mimpi yang baik dan membawa ketenangan pada malam tersebut bisa menjadi indikasi turunnya Lailatul Qadr.
Perasaan ringan dan damai: Merasakan ketenangan dan kedamaian yang luar biasa saat beribadah pada suatu malam bisa menjadi petunjuk datangnya Lailatul Qadr.
Pentingnya Ikhtiar dan Keikhlasan
Imam Al-Ghazali mengingatkan bahwa prediksi-prediksi ini hanyalah anjuran untuk lebih meningkatkan ibadah. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan dalam beribadah di sepanjang bulan Ramadhan.
Dengan bersungguh-sungguh beribadah dan memohon ampunan di malam-malam terakhir Ramadhan, kita bisa meraih kemuliaan Lailatul Qadr, kapanpun malam itu terjadi.(red)
