Min.co.id ~ Jakarta ~ Saat ini, peringatan Isra Mikraj bukanlah sekadar sebuah libur nasional, tetapi sebuah panggilan untuk merenungkan nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam peristiwa tersebut. Ustadz Mulawarman Hannase mengungkapkan bahwa di era yang didominasi oleh generasi milenial dan Z, banyak yang telah kehilangan nilai-nilai spiritualitas dan ritualitas keagamaan.
“Dalam suasana kesuksesan yang sering diukur dari pencapaian material dan jabatan, seringkali aspek-aspek spiritual dalam kehidupan ditinggalkan,” ungkap Ustadz Mulawarman Hannas.
Dalam program siaran kajian Islam ‘Mutiara Pagi’ di Pro1 RRI, ia menjelaskan bahwa Isra Mikraj mengajarkan bahwa kehidupan tidak hanya tentang materi dan duniawi, tetapi juga tentang dimensi spiritual. Ketika Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan malam ke Sidratul Muntaha, Allah memberinya perintah untuk mendirikan salat, menegaskan pentingnya salat sebagai sarana untuk mengingat Allah dan menenangkan hati.
“Salat bukan sekadar ritual, tetapi juga media untuk menenangkan jiwa jika dilakukan dengan khusyuk,” jelasnya.
Peristiwa Isra Mikraj juga merupakan ujian keimanan, membutuhkan keimanan yang kuat untuk meyakini peristiwa tersebut. Dalam dimensi ritualitas, peringatan Isra Mikraj mengajarkan penghormatan terhadap peristiwa besar dalam agama Islam, yang tercermin dalam penetapan libur nasional sebagai bentuk pengakuan akan keagungan peristiwa tersebut.
Nilai-nilai spiritualitas dari Isra Mikraj mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritual. Peringatan Isra Mikraj adalah momen untuk mendalami ajaran agama, merenungkan nilai-nilai spiritual, dan menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai penutup, Ustadz Mulawarman Hannase menegaskan bahwa Isra Mikraj dapat menjadi momentum untuk mengambil hikmah dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai keselamatan spiritual dan kebahagiaan hakiki.(red)
