Min.co.id – Indramayu – Tradisi Unjungan di Komplek Makam Anjing Jangkung di Kiajaran Wetan Blok Langgen tetap terpelihara sebagai bentuk ajang silatturahmi dan ujud syukur kepada Allah swt setelah panen padi dengan mengadakana tahlilan yang dipmpin oleh ustad Toufik bersama-sama mengirim doa para leluhur, Rabu (25/11/2022).
Prosesi kegiatan dimulai dari Balaidesa Kiajaran Wetan dengan dipimpin Kepala Desa Ondi Casrudi, SH, bersama pamong, tokoh Agama dan warga masyarakat menuju komplek makam dengan membawa tumpeng untuk makan bersama keluarga, handaitulan dan terpantau kurang lebih 2500 tumpeng tersebar diarea komplek makam.
Ondi Casrudi, SH kepada media mangatakan kegiatan tradisi tiap tahun dapat berlangsung berkat semua pihak terutama kebersamaan warga masyarakat Kiajaran Wetan dalam memelihara tradisi budaya hal ini sebagaimana simbol tumpeng.
” Tumpeng mendapatkan tempat tersendiri dalam kehidupan masyarakat jawa, tidak disajikan dan digunakan sembarangan untuk keperluan seharai hari. Tumpeng merupakan kependekan dari “tumapaking penguripan-tumindak lempeng tumuju Pangeran” yang artinya berkiblatlah kepada . pemikiran bahwa manusia itu harus hidup menuju jalan Allah . Masyarakat tradisional Jawa mempunyai kepercayaan bahwa ada kekuatan gaib diluar diri manusia yang dapat mempengaruhi kehidupan mereka Oleh karena itu mereka merasa perlu memelihara hubungan dengan kekuatan tersebut agar terjadi keseimbangan dengan kehidupan mereka. Secara umum hal tersebut dinamakan dengan selamatan, yang mana selamatan sering dilakukan dengan cara kenduri yang berati makan bersama dilanjut dengan hiburan wayang kulit dan lain- lain ucapnya.
Sedangkan Asal muasal cerita Legenda Anjing Jangkung sendiri merupakan anjing peliharaan Raja Sumedang yang dianggap keramat dan mempunyai kemampuan melawan manusia. Ketika Raja Sumedang berselisih dengan Raja Dramayu, perangpun terjadi karena kebohongan Raja Dramayu menjadikan adiknya yang seorang laki-laki diubah wujud sebagai wanita untuk diperistri oleh Raja Sumedang dengan satu syarat Raja menyerahkan sebagian wilayah Kerajaan Sumedang menjadi milik Kerajaan Dermayu. Dengan mengutus patih kerjaan semedang beserta punggawa melakukan peperangan dengan membawa serta Anjing Jangkung yang ditakuti para prajurit Dermayu akan tetapi melalui Ki Gede Penganjangan dengan membawa senjatanya Sapu Jagad serta berkat kesaktiannya anjing jangkung terlempar dibukit tinggi (Langgen) dan musnah yang sampai sekarang menjadi asal muasal komplek pemakaman. (Hst)