Min.co.id-Indramayu-Terinspirasi oleh budaya ngarot, Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Indramayu, Beni Hidayat, menjadikan kostum adat Budaya tersebut sebagai tema boneka kokeshi hasil karya dari tangan-tangan terampil warga bina’an Pemasyarakatan (WBP).
“Proses pembuatan boneka kokeshi ini dipadukan dengan kearifan lokal Indramayu bertema ngarot, kostumnya yang unik menjadikan sebuah inspirasi karya sekaligus mengangkat budaya lokal, Ide ini kemudian diterapkan dalam Bidang Pembinaan Kemandirian Warga Bina’an Pemasyarakatan.” Ungkap Beni Kepada Wartawan, Minggu, 20/2/2022.
Saat ini, tambah Beni, boneka Kokeshi bertema adat ngarot tersebut masih trial dan belum dilakukan launching, namun untuk boneka bertema seragam dan adat lainnya sudah banyak peminat, pihaknya juga sudah melakukan Open Pre Order (PO).
Menurutnya, Selama berada didalam Lapas, Warga Bina’an Diberikan bekal pelatihan dan kerajinan tangan untuk mengembangkan kreativitas, sehingga ketika bebas, mereka dapat menggunakan keterampilan tersebut bernilai ekonomi yang hasilnya dapat dijual kepada masyarakat sebagai sumber penghasilan.
“Selain membuat boneka Kokeshi, warga bina’an Lapas Indramayu juga dibekali pelatihan-pelatihan lainnya, yakni, Pembuatan furniture rotan sintetis, perkayuan, sablon, pertanian dan budidaya maggot.” Ungkapnya.
Diketahui, Kokeshi merupakan boneka yang terbuat dari bahan dasar kayu, noneka ini pertama kali di buat di wilayah Tohoki, tepatnya di Shinchi Shuraku, Jepang, pada masa kekaisaran Edo, yaitu sekitar tahun 1600-1868.
Sementara, budaya ngarot adalah salah satu upacara adat menyambut musim garapan sawah yang dilaksanakan masyarakat di Desa Lelea, Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, biasanya upacara ini dilaksanakan mendekati musim penghujan yaitu antara bulan Oktober sampai Desember. (Andry).