Min.co.id-Majalengka – Minyak goreng adalah bahan pokok untuk masyarakat indonesia dari mulai kebutuhan sehari hari sampai ke produksi pasti membutuhkannya, namun pada awal tahun ini keberadaan minyak goreng sedang ada kekosongan karena diberbagai pelosok diindonesia kekurangan stok minyak goreng
Sekarang sudah menjadi berita luar biasa ditiap daerah mengenai kelangkaan minyak goreng yang dirasakan para ibu rumah tangga apalagi dengan para pedagang yang sangat membutuhkan minyak goreng setiap hari termasuk di Majalengka
Kelangkaan minyak goreng di Majalengka menjadi permasalahan baru karena dipasaran menghilang dan membuat susah para pedagang khususnya PKL karena harga sangat tinggi untuk sekarang ini, dimana kalau beli di toko biasa sekarang bisa mencapai antara Rp. 16.000-20.000, ini sangat memberatkan bagi para pelaku usaha karena konsumsinya tidak sedikit memerlukan minyak goreng yang banyak tiap harinya tidak seperti ibu rumah tangga untuk rumahan
Sementara Ketua Aspek5 Majalengka Dadang Hermawan yang menaungi para PKL sangat menyesalkan kurang tanggapnya pemerintah daerah Majalengka yang lamban menangani kelangkaan minyak goreng ini yang sudah terjadi lama dimana warganya mencari minyak goreng sampai antri panjang hanya untuk mendapatkan 1 liter minyak goreng ungkap Dadang kepada Jurnalis min.co.id pada hari minggu (20/2/2022)
Disini Dadang melihat lemahnya pengelolaan pangan yang ada dimajalengka apalagi dengan tidak adanya distributor yang terdaftar di pemerintahan pusat, apalagi dalam hal penggunaan anggaran pun tidak punya untuk memenuhi hal yang darurat, akibatnya jalur pendistribusian tidak jalan
Yang lebih memprihatinkan kelangkaan ini dimanfaatkan oleh warga yang nakal untuk mencari untung contohnya ikut antri dengan memanfaatkan jumlah keluarganya untuk mendapatkan lebih banyak dan dijual kembali di warungnya bahkan ada yang melalui medsos menawarkan minyak goreng ungkapnya
Sementara yang benar benar membutuhkan seperti pedagang dan pengrajin rumahan sangat kesulitan dengan bahan baku minyak goreng ini, karena pedagang dan pengrajin menggunakan minyak goreng tidak cukup 1 liter pasti lebih dari 4-6 liter perhari bahkan ada yang sampai 50 liter per produksi
Demi menjamin keberlangsungan PKL dan warung yang tergabung dalam aspek5 kami berencana akan mengadakan audensi dengan Dinas Perindag bahkan mengajukan dengar pendapat dengan DPRD kalau masalah ini tidak bisa selesai secepatnya pungkas Dadang (red)