Min.co.id – Indramayu – Tuntutan kebutuhan manusia akan pangan, membuat teknologi harus selalu dikembangkan untuk memecahkan masalah-masalah bagaimana meningkatkan produksi pertanian.
Hal ini membuat alat tradisional semakin tergeser keberadaannya oleh mesin-mesin yang tercipta dengan tujuan untuk mempermudah pemenuhan kebutuhan manusia. Begitupun dengan nasib Gebotan atau alat perontok padi tradisional.
Para petani masih setia menggunakan alat perontok yang dikenal sebagai Gebotan. Gebotan ini berupa rak perontok yang terbuat dari bambu atau kayu dengan 4 kaki berdiri diatas tanah. Cara merontokkan padi dengan alat ini yaitu mulai padi diambil dan dipukulkan atau digebot pada meja rak perontok ±5 kali dan hasil rontokannya akan jatuh di terpal yang berada di bawah meja rak perontok.
Kini untuk mempermudah perontokkan padi, petani mulai dikenalkan dengan sebuah mesin, Tetapi di Desa Tugu Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu masih banyak warga setempat yang menggunakan alat perontok padi manual (Gebod). Kelebihan alat ini dengan gebotan adalah mampu menghemat tenaga dan waktu juga pengoperasiannya sangat mudah.
“Penggunaan mesin perontok gabah manual (Gebod) menghasilkan gabah sampai 3 karung dalam satu hari,” kata Cakra, salah satu petani dari Tugu. (Vino)