Pemaparan RAKORNAS, Hasil Pengawasan KPAI terkait Persiapan PTM dan Program Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun Berbasis Sentra Sekolah

Min.co.id – Jakarta – Pemaparan yang akan di sampaikan oleh narasumber Retno Listyarti, M.Si (anggota KPAI), mengenai hasil monitoring evaluasi persiapan PTM dan monitoring evaluasi pengawasan vaksinasi anak berbasis sentra sekolah serta hasil survey persepsi peserta didik terkait vaksinasi anak 2021 serta pembacaan rekomendasi, Selasa (31/08/2021)

HASIL MONITORING EVALUASI PERSIAPAN PTM

Pengawasan PTM di Masa Pandemi (2020)

1. Pada tahun 2020, KPAI melakukan pengawasan penyiapan buka sekolah di 49 sekolah pada 21 kabupaten/kota di 9 Provinsi.

2. 9 Provinsi : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, D.I Yogjakarta, Bengkulu, dan NTB;

3. 21 Kabupaten/Kota : kota Bekasi, kab. Bekasi, kota Bogor, kab. Bogor, Subang, Bandung, Jakarta Utara, Jakarta Timur, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Solo, Semarang, Magelang, kab. Tegal, kota Yogjakarta, Madiun, kab. Seluma, kota Bengkulu, kota Mataram, Lombok Baratdan kab. Bima

4. Hasilnya, hanya 16,7% sekolah yang siap PTM di masa pandemi;

Hasil Pengawasan PTM di Masa Pandemi (2021)

1. Januari – Juni 2021, KPAI melakukan pengawasan PTM terbatas di 42 sekolah dan Madrasah (tahun 2020 belum pengawasan di Madrasah)

2. 7 Provinsi : DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten (KPAI pengawasan langsung). Sedangkan 2 Provinsi, yaitu Kepri dan Kalimantan Barat dilakukan oleh KPAD

3. 12 Kabupaten/Kota : Kota Batam, Pangandaran, Pandeglang, Serang, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Kota Cimahi, kota Bandung, kab. Wonosobo, dan Kab. Mojokerto, dan Kab. Ketapang

4. Hasilnya, 79,54% sekolah yang diawasi siap menggelar PTM di masa pandemi;

Indikator Pengawasan

1. Infrastruktur Adaptasi Kebiasaan Baru (bobt 30%)

2. SOP/Protokol Adaptasi Kebiasaan Baru (bobt 30%)

3. Faktor Pendukung (bobt 30%)

4. Faktor Pendukung (bobt 10%)

Rata-rata dari keseluruhan nilai pengawasan persiapan buka sekolah tatap muka 2021 dari bulan Januari – Juni 2021 adalah 79,54.

MONITORING EVALUASI PENGAWASAN VAKSINASI ANAK BERBASIS SENTRA SEKOLAH DAN HASIL SURVEY PERSEPSI PESERTA DIDIK

Melonjaknya kasus Covid-19 di Indonesia pada Juni-Juli 2021 diduga akibat varian Delta mutasi India, membuat kasus penularan terjadi begitu cepat. Anak-anak yang terinfeksi covid juga sangat tinggi, sudah mencapai 12,6 persen pada Juni 2021. Menurut data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), terjadi lonjakan yang signifikan pada kelompok anak-anak (dalam rentang usia 0-18 tahun) baik angka keterpaparan maupun angka kematian.

Rentang usia tersebut adalah kelompok usia pelajar yang selama ini mengalami perubahan metode pembelajaran dari tatap muka menjadi pembelajaran online (daring). Pada Maret 2021, Unicef merilis data tentang dampak penutupan sekolah di masa pandemi. Data tersebut menyatakan bahwa 168 juta pelajar kehilangan masa pembelajaran tatap muka akibat penutupan sekolah, sementara proses pembelajaran secara daring sebagai bentuk kedaruratan tidak berlangsung secara maksimal.

Oleh karena itu, dalam rangka melindungi anak-anak dan pemenuhan hak atas pendidikan, pembukaan sekolah tatap muka dapat dilakukan jika 70-80 persen warga sekolah sudah di vaksin, karena jumlah tersebut dapat membentuk kekebalan kelompok. Survei vaksinasi anak usia 12-17 tahun serta pengawasan lapangan untuk program vaksinasi harus dilakukan KPAI agar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dapat digelar segera ketika peserta didiknya sudah divaksin minimal 70%.

Tujuan Survei Singkat Vaksin Anak Waktu Pelaksanaan Survei

1. Mengumpulkan data anak usia 12-17 tahun yang sudah di vaksin

2. Mendapatkan alasan anak usia 12-17 tahun yang bersedia di vaksin

3. Mendapatkan alasan anak usia 12-17 tahun yang menolak di vaksin

4. Mendapatkan data kendala pemberian vaksinasi anak usia 12-17 tahun

Waktu Pelaksanaan Survey

1. Ujicoba kuisioner 30-31 Juli 2021

2. Pengumpulan data survey 3 – 9 Agustus 2021

3. Olah data survei 12-22 Agustus 2021

4. Analisis Data 23-27 Agustus 2021

Tujuan Pengawasan Vaksinasi Anak Berbasis Sekolah

1. Mengumpulkan data peserta didik yang sudah di vaksin di sekolah yang diawasi;

2. 2. Mengumpulkan data peserta didik yang menolak di vaksin di sekolah yang diawasi;

3. Memastikan ada sinergi Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan di daerah setempat dalam pemberian vaksin anak usia 12-17 tahun

4. Mekanisme pelaksanaan vaksin anak berbasis sentra sekolah

5. Mengumpulkan informasi kendala apa saja dalam menuntaskan vaksin anak

Survei Diikuti Peserta Didik Dari 34 Provinsi dan Luar

Negeri Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melakukan survey singkat tentang “Persepsi Peserta Didik Terkait Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun”. Survei yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi google form ini diikuti oleh 86.286 partisipan/responden dari jenjang pendidian SD/MI, SMP/Mts, MA/SMA/SMK, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB). Adapun asal daerah para partisipan berasal dari 34 Provinsi di Indonesia, bahkan diikuti juga oleh beberapa peserta didik dari Sekolah Indonesia Luar negeri (SILN).

Kesediaan di vaksin Data survey menunjukkan bahwa dari 86,286 responden menyatakan :

1. 88% bersedia di vaksin,

2. 9% ragu-ragu di vaksin

3. 3% tidak bersedia di vaksin

Walau bersedia di vaksin, namun baru 36% yang sudah beruntung mendapatkan vaksin, sedangkan 64% diantaranya belum divaksin. Dari jumlah 64% yang belum divaksin tersebut, 57% responden menyatakan belum divaksin karena belum berkesempatan mendapatkan vaksin. Kemungkinan data ini menggambarkan bahwa ada persoalan vaksinasi anak yang belum merata di berbagai daerah di Indonesia”.

Alasan Bersedia di Vaksin

1. 47% menyatakan bahwa keinginannya vaksin agar tubuhnya memiliki antibody terhadap virus covid-19 sehingga jika tertular gejalanya menjadi ringan;

2. 25% menyatakan agar memiliki kekebalan dari virus corona;

3. 24%menyatakan agar segera dapat mengikuti Pembelajaran Tatap Muka (PTM), karena Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) saat ini dinilai kurang efektif, serta susah untuk di mengerti;

4. 2% karena dibujuk orangtua untuk ikut vaksinasi anak;

5. 2% Responden menyatakan alasan lainnya, misalnya merasa ini kewajiban, agar bisa berpergian kemana saja, dan ada yang menyatakan agar terus dapat bantuan social dari pemerintah.

Alasan belum melakukan Vaksinasi

1. 57% belum mendapatkan kesempatan di vaksin;

2. 8% belum 3 bulan sejak dinyatakan sembuh dari covid-19;

3. 4% tidak bisa divaksin kerena memiliki komorbid;

4. 1% sedang isolasi mandiri;

5. 30% jawaban lainnnya, diantaranya menyatakan khawatir pada efek vaksin; merasa tidak perlu divaksin yang penting menerapkan protocol kesehatan; tidak yakin dengan merek vaksin tertentu; yakin bahwa kalau anak terinfeksi covid-19 gejalanya ringan bahkan kadang tidak bergejala; divaksin juga tidak menjamin tidak tertular covid-19; dan tidak diijinkan orangtuanya untuk vaksin.

 

REKOMENDASI

KPAI mendukung Pembelajaran Tatap muka di masa pandemi dengan Enam (6) syarat berikut: Pertama, Sekolah/madrasah harus dipastikan sudah memenuhi segala syarat dan kebutuhan penyelenggaraan PTM terbatas.

Kedua, Sekolah/madrasah harus dipastikan vaksinasinya mencapai minimal 70% warga sekolah sudah divaksin, mengingat sudah ada program vaksinasi anak usia 12-17 tahun.

Ketiga, Pemerintah Daerah harus jujur dengan positivity rate daerahnya, Untuk itu, maka 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) perlu ditingkatkan.

Keempat, Karena PJJ dan PTM dilaksanakan secara beriringan maka perlu ada pemetaan materi tiap mata pelajaran

Kelima, KPAI mendorong 5 SIAP menjadi dasar bagi pembukaan sekolah di Indonesia, yaitu Siap daerahnya, Siap sekolahnya, Siap gurunya, Siap orang tuanya dan Siap Anaknya.

Keenam, KPAI mendorong Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan provinsi/kabupaten/kota perlu melakukan nota kesepahaman terkait pendamping sekolah dalam PTM dan Vaksinasi Anak. (PHU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *