Min.co.id-Jakarta-Deddy Corbuzier sempat mengejutkan publik saat mengumumkan pamit dari media sosial, termasuk Instagram hingga podcast pada 10 Agustus 2021 lalu. Saat itu, Deddy tidak mengungkap alasan mengapa ia memutuskan untuk hiatus.
Kurang lebih 2 minggu setelah mengumumkan hiatus dari medsos, Deddy Corbuzier kini muncul kembali dengan mengungkap alasannya menghilang.
“Mohon maaf karena saya memberi tahu keadaan sebenarnya pada masyarakat, intinya dua minggu saya break semuanya karena saya hrs konsentrasi pada kesehatan saya,” tulis Deddy Corbuzier melalui akun Instagram-nya.
Dalam pengakuannya, Deddy ternyata terpapar Covid-19 tanpa gejala dan hampir meninggal karena badai sitokin. Meski tidak dirasakan, paru-parunya disebut sudah rusak 60% selama dua hari.
“Saya sakit, kritis, hampir meninggal karena badai Cytokine, lucunya dengan keadaan sudah negatif. Yes it’s covid. Tanpa gejala apapun tiba tiba saya masuk ke dalam badai Cytokine dengan keadaan paru paru rusak 60% dalam dua hari..,” ujar Deddy Corbuzier.
Karena kondisi tersebut, Deddy harus menjalani perawatan intensif.
“Jendral Lukman Waka RSPAD Dr Wenny Tan hingga Dr Gunawan turun tangan semaksimal mungkin tuk menstabilkan keadaan daya keluar dari masa kritis. Yes it’s life and death situation,” lanjut Deddy.
Deddy Corbuzier juga menjelaskan jika ia bisa melewati masa kritis karena pola hidup sehat yang ia jalankan selama ini.
“Hebat nya Oksigen darah saya tidak turun bahkan diam di 97-99 karena pola hidup sehat saya selama ini… hingga saya bisa selamat walau dengan kerusakan paru yg parah. Bayangkan kerusakan sebesar itu tanpa penurunan oksigen.. That’s and the doctor help.. Make me pass my critical time… Life and death,” pungkas Deddy.
Dilansir dari Alodokter, badai sitokin adalah salah satu kondisi yang bisa dialami oleh penderita Covid-19, di mana sel-sel darah penderita dipenuhi oleh protein dari sistem imun tubuh yang disebut sitokin.
Jika mengalami kondisi ini, pasien harus segera mendapat penanganan secara intensif. Jika tidak segera mendapat perawatan intensif, badai sitokin bisa menyebabkan kegagalan fungsi organ hingga kematian.
Dalam kondisi normal, sitokin membantu sistem imun berkoordinasi dengan baik untuk melawan bakteri atau virus penyebab infeksi. Tapi, sitokin bisa menyebabkan kerusakan di dalam tubuh jika diproduksi secara berlebihan.(nd)