Min.co.id-Majalengka-Protes pedagang yang sering mangkal di persimpangan jalan Ahmad Yani Majalengka memang sedang jadi sorotan banyak orang karena di lokasi tersebut sedang ada penataan lingkungan dengan dibuatkannya trotoar dan diberikan lampu juga kursi untuk kedepannya.
Tapi semua warga Kabupaten Majalengka belum semua tahu bahwa disitu ada nilai histori yang tidak bisa lepas dari ingatan warga Majalengka bahwa disitu tempat jajanan paporit yang sudah ada sejak lama dari tahun 1950an disitu sudah jadi tujuan wisata kuliner nya Majalengka dengan sebutan Jalan Mambo.
Jalan Mambo sendiri sebenarnya tidak luas hanya memanfaatkan trotoar dan bahu jalan Babakan bahkan panjang jalannya juga hanya sekitar 60 meter, akan tetapi tempatnya memang jadi akses dari berbagai arah jalan sangat banyak warga yang melewati jalan tersebut.
Menurut ketua Grup Majalengka Baheula ( GRUMALA ) Nana Rohmana yang lebih dikenal dengan kang Naro mengatakan bahwa Pasar Mambo tahun 1950 adalah Satu Fragmen sejarah kota Majalengka , yang setia menemani perjalanan kota kita tercinta ini , para pedagang kakli lima juga deretan toko tua adalah nyawa dari Mambo saat berbincang di lokasi Pasar Mambo pada hari Sabtu (19/12/2020).
Bahkan Naro menyebutkan dengan Penataan Kota Majalengka yang begitu pesat membuat kita kagum sampai pangling , para pedagang kaki lima yang memanjang dari lampu merah toko setia sampai ke perempatan Ahmad Yani tanpa kita sadari adalah nyawa bagi keberadaan Mambo.
Masih menurut Naro Sejak tahun 1950an dagangan mereka jadi magnet masarakat kota dan ada beberapa dagangan khas Mambo salah satunya adalah Tutut walaupun ada jajanan yang sudah hilang misalnya es Adun atau es Mambo.
Jika para pedagang kaki lima ini pindah lalu masihkan satu ruas jalan yang gak begitu panjang ini menjadi magnet.
Karena pedagang kaki Lima juga pertokoan tua di Mambo merupakan fragmen sejarah kota Majalengka.
“Maka sepatutnya kita jaga bersama tinggal ada penataan serius oleh pemerintah dengan tidak menghilangkan daya tarik tersebut yang sudah ada.” pungkasnya (topik)