Min.co.id-Indramayu-Sebanyak 668 unit paket perdana program Konversi BBM ke BBG telah dibagikan untuk Nelayan Sasaran di Kabupaten Indramayu Jawa Barat, Senin (23/11). Paket konversi BBM ke BBG gratis pembiayaan APBN adalah yang perdana didistribusikan di 2020.
Dengan pembagian ada 3 varian. Varian satu 5 – 7 pk , Varian Dua 8 – 11, Varian Tiga 12 yang terbagi sekabupaten Indramayu. Penerima paket perdana merupakan nelayan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah, antara lain nelayan pemilik kapal kurang dari 5 GT, kapal berbahan bakar bensin, memiliki daya mesin 13 HP, alat tangkap yang digunakan ramah lingkungan, belum pernah menerima bantuan sejenis, dan memiliki kartu KuSUKA. Paket yang dibagikan terdiri dari mesin penggerak, konverter kit, 2 buah tabung LPG 3 Kg.
Koordinator pengawas M. Miraj mengungkapkan pembagian paket perdana di Desa Cemara dan Cantigi Kulon ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk nelayan dan kesejahteraan para nelayan. Paket senilai Rp 7 juta yang diberikan secara cuma-cuma, diharapkan dapat dimanfaatkan dan dirawat dengan baik oleh para nelayan.
Ini merupakan barang milik negara yang kita serahkan kepada masyarakat, Tolong jangan dijual dan gunakan sebagai alat tangkap. Paket ini gratis dari pemerintah dan mudah-mudahan bisa menolong perekonomian nelayan,” ujar M. Miraj.
Sementara Itu Kabid Asep Suryana Diskanla mengapresiasi usaha pemerintah yang telah membantu nelayan. Ia juga mengingatkan agar nelayan ketika melaut tidak menggunakan alat-alat atau bahan kimia yang dapat merusak ekosistem laut Beliau juga berterima kasih kepada Pemerintah Pusat, Komisi VII yang telah memfasilitasi, membantu para nelayan ini.
“Mudah-mudahan akan memberikan manfaat yang besar bagi kita semua. Serta perlu diingat tangkap ikan jangan pakai racun atau listrik. Nanti yang melakukan pelanggaran akan kena sanksi,” tegasnya.
Adapun koordinator nelayan ermaya yang mewakili para nelayan dan Casidi sebagai penerima mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diterima. Dengan konversi ini, ia mengatakan penghematan anggaran yang dikeluarkan nelayan cukup besar, Jika menggunakan bahan bakar bensin harga jual Rp 10.000 per liter dengan estimasi penggunaan 3 liter per hari, maka setiap bulannya anggaran yang dikeluarkan nelayan sebanyak Rp 900.000. Sedangkan jika menggunakan LPG dengan harga Rp 24.000 per 3 kg dengan estimasi kebutuhan 1,2 kg perhari, maka anggaran perbulan yang dikeluarkan hanya sekitar Rp 720.000 nelayan dapat menghemat. Casidi juga berharap pemerintah terus memperhatikan para nelayan khususnya di Kabupaten Indramayu yang belum mendapatkan mesin konversi BBM Ke BBG serta memperhatikan kebutuhan gas 3 kg agar terus tersedia jangan sampai kekosongan.
Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan kerja sama antara Kementerian ESDM, Komisi VII DPR, PT Pertamina dan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota. Anggaran kegiatan ini semula dialihkan untuk penanganan COVID-19. Namun oleh Komisi VII DPR RI dimunculkan kembali sehingga dilakukan refocusing anggaran pada Kementerian ESDM karena program ini menyentuh langsung kepada masyarakat nelayan. (Andry)