Min.co.id-Indramayu-Tumpahan minyak mentah dari PT. Pertamina kembali menghiasi disekitar pesisir pantai tepatnya diwilayah Kecamatan Pasekan – Indramayu, tumpahan miyak mentah tersebut terlihat sangat jelas dipinggirian pantai saat wartawan Min.co.id mendatangi langsung ke lokasi pinggir Pantai Bangsal Desa Totoran – Pasekan. Minggu (29/3/2020).
Masyarakat sekitar pantai Bangsal Desa Totoran Kecamatan Pasekan – Indramayu mayoritas merupakan para petani tambak Ikan, Udang, dari dampak tumpahan minyak mentah tersebut akhirnya sebagian petani tambak mengalami kerugian yang cukup signifikan.
Bapak Jaeni (56) salah satu petani tambak dipesisir pantai bangsal Desa Totoran – Kecamatan Pasekan kepada wartawan Min.co.id mengungkapkan bahwa “Berawal saat dirinya, hendak menuju tambak miliknya yang berada didekat pantai bangsal, saat hendak milintasi pantai tiba-tiba dirinya melihat adanya tumpahan oil dari ombak pantai kepinggir pantai seperti tumpahan oil bekas.
Sehingga, bapak Jaeni mengambil sempel tumpahan oil tersebut untuk dibawa pulang dan diberitahukan kepada Bapak Dinoto yang merupakan Ketua KTH (Kelompok Tani Hutan). Ungkap Jaeni.
Sementara itu, Hatta tokoh masyarakat Desa Totoran terkait dengan keberadan tumpahan oil yang tersebar disekitar pinggir pantai ini, adalah merupakan limbah yang berdampak pencemaran. Padahal menurut Pasal 1 ayat (14) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyebutkan Pencemaran lingkungan hidup, adalah “Masuk atau dimasukkannya mahluk hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan”.
Harusnya pihak terkait, yaitu PT. Pertamina harus segera mungkin untuk membersihkan limbah tersebut, jangan sampai menunggu dan menunggu, harus begerak cepat untuk mengantisipasi sedini mungkin, jangan menunggu dampak yang akan datang. Ujar Hatta.
Ketua KTH Dinoto bersama dengan masyarakat sekitar mencoba membersihkan limbah dengan menggunakan alat seadanya yaitu plastik untuk mengambil bekas tumpahan oil yang tersisa disekitar pinggir pantai, harapannya bersama dengan Petani Tambak agar pihak terkait segera menangani pencemaran oil ini terutama dari pihak PT. Pertamina. Karena petani tambak sudah melemah ekonomi dengan dampak dari Covid-19 ditambah dengan adanya pencemaran oil yang mengakibatkan penghasilan petani tambak semakin merugi. Ujar Ketua KTH. (And/Dry/Nur)