Min.co.id-Purwakarta-Pernahkan anda begitu menginginkan berwisata di pedesaan, menginap di rumah penduduk setempat yang kuat dengan nuansa budaya, sembari menikmati suasana alam perkampungan yang masih asri, serta suasana keakraban wargannya? Kalau belum pernah, wisatawan bisa mencoba berkunjung ke Kabupaten Purwakarta.
Di kabupaten kecil yang mengedepankan spirit budaya dalam pembangunannya itu, ada sebuah perkampungan yang begitu asri yang bisa dikunjungi untuk berwisata. Orang-orang, biasa menyebutnya dengan nama Kampung Tajur. Lokasi wisata alam ini berada di Kampung Tajur, Desa Pasanggrahan, Kecamatan Bojong.
Ada satu hal yang menarik di perkampungan yang letaknya di lereng Gunung Burangrang tersebut. Yakni, keberadaan pemukiman dengan organisasi penduduk yang tertata dengan baik. Hal mana, di perkampungan hanya ada 40 rumah yang tertata dengan sangat rapi. Selain itu, ada daya tarik lain berupa arsitektur sunda, yakni rumah panggung yang terbuat dari bahan bangunan kayu dan bambu.
Meskipun tinggal di perkampungan yang jauh dari ingar bingar kehidupan kota, penduduknya terlihat sangat damai. Mungkin, inilah salah satu yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan pun karena keramahan masyarakatnya.
Bagi masyarakat perkotaan, suasana lingkungan nan alami seperti ini mungkin merupakan sesuatu yang luar biasa dan sangat langka didapat. Apalagi, suasana yang sangat alami ini pun didukung pemandangan yang eksotik. Tak heran, dengan keindahannya itu membuat kampung ini menjadi salah satu tujuan wisata bagi masyarakat perkotaan.
Memasuki perkampungan ini, suasana desa sangat kentara. Puluhan rumah panggung, menghiasi kampung ini. Rumah tersebut, sangat cocok dipadukan dengan udara dingin kaki bukit Burangrang. Ternyata, kampung ini berada di atas ketinggian 900 meter dari permukaan laut. Suhu udara di kampung ini, antara 18-32 derajat celcius. Jadi, sangat cocok dijadikan tempat beristirahat.
Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika mengatakan, selama ini pemerintah menjadikan Kampung Tajur tersebut sebagai tujuan wisata alam bersendikan edukasi. Menurutnya, Kampung ini sudah menjadi tujuan wisata sejak 1982 lalu.
“Selain berwisata, para pengunjung yang datang juga bisa mengikuti dan berbaur dengan aktivitas warga. Semisal, bercocok tanam, membajak sawah, tanam padi, beternak dan lainnya,” ujar Anne. Di Purwakarta.
Bupati yang biasa disapa Ambu Anne, menuturkan wisata alam Kampung Tajur sejauh ini menjadi salah satu tujuan favorit. Apalagi, di musim liburan. Pengunjungnya, kata dia, sebagian besar warga dari luar daerah.
“Selain masyarakat biasa, pengunjung juga banyak dari kalangan pelajar. Karena, di sini para pengunjung bisa berlibur sekaligus belajar,” tambah dia.
Memaksimalkan potensi wisata ini, Anne mengatakan bahwa Pemkab terus mendorong agar kunjungan ke wilayah ini bisa terus meningkat. “Tentu kita dorong,apalagi wisata edukasi ini sangatlah memberikan efek positif,” jelasnya.
Untuk yang berniat datang ke kampung tersebut, wisatawan tak perlu khawatir tersesat. Karena, kampung wisata ini sangat mudah dicari. Jika wisatawan datang dari Bandung ataupun Jakarta via Tol Cipularang, cukup keluar Gerbang Tol Sadang atau Jatiluhur. Kemudian, ambil arah perjalanan yang menuju Wanayasa.
Setelah melewati Situ Wanayasa, sekitar 500 meter didepannya ada pertigaan jalan. Dari pertigaan itu, wisatawan jangan mengambil jalur yang belok ke kiri. Tapi, mengambil jalur lurus lalu belok ke kanan. Kemudian, ikuti terus jalan yang sudah beraspal itu.
Dari pertigaan Wanayasa tadi, kurang lebih sekitar lima kilometer perjalanan menuju Kecamatan Bojong. Patokan ke desa wisata tersebut, yakni ada pangkalan ojeg. Disitu, kita bisa bertanya arah ke Desa Pasanggrahan. Jika malu bertanya, ada papan nama yang menunjukan kawasan tersebut. Untuk mencari kampung itu, patokannya hanya satu, yakni Kantor Desa Pasanggrahan. Jika sudah menemukan kantor ini, ada jalan desa di sebelah kiri jalan. Jalan tersebut, yang nantinya akan menuntun kita ke Kampung Tajur ini. (Adv/Rega)