Sebuah kapal bernama KM Arista tenggelam di perairan Makassar, Sulawesi Selatan, saat akan menuju Pulau Baranglompo pada Rabu 13 Juni 2018, sekitar pukul 13.00 Wita. Akibat kejadian ini, 13 orang penumpang tewas.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Dicky Sondani mengatakan, kapal tersebut merupakan milik pribadi dan bukan kapal angkutan umum. Maka itu, polisi kesulitan mengidentifikasi jumlah dan identitas penumpang.
“Kapal penumpang milik pribadi, bukan kapal angkutan umum. Maka, kami agak kesulitan karena gak ada manifest. Tidak ada daftar penumpangnya. Kalau kapal penumpang umum, jelas ada manifest,” kata Dicky, ketika dihubungi, Rabu 13 Juni 2018.
Dicky menjelaskan, dugaan sementara penyebab tenggelamnya kapan akibat ombak dan angin yang besar. Saat ini, total penumpang yang diidentifikasi sebanyak 37 penumpang, di mana 13 orang tewas dan 24 ditemukan dalam keadaan selamat.
“13 meninggal dunia 24 selamat. Total semua 37, Masih proses pencarian lagi. Kami hentikan jam 16.00 WIB. Tim akan lihat akan lihat situasi. Ombak tinggi,” katanya.
Dicky menambahkan, kebanyakan korban yang tewas adalah ibu-ibu dan anak-anak.
“Korban banyak meninggal dunia tidak pakai life jacket (pelampung). Banyak korban ibu-ibu dan anak-anak,” kata Dicky.
Karena merupakan kapal pribadi, tidak ada manifes penumpang yang didapatkan. Petugas pun kesulitan melakukan pendataan.
“Ini yang membuat kami kesulitan untuk mendata,” katanya.
Mengenai siapa pemilik kapal tersebut, Dicky menuturkan, sampai saat ini pihaknya belum mengetahuinya. Untuk nakhoda, ia menyebut kemungkinan dalam keadaan selamat.
“Pemilik belum dapat datanya,” katanya.(viva)