“Koridor survei, saya di posisi ketiga karena tidak ada kader partai yang masuk. Kenapa tiba-tiba ada yang di luar survei muncul,” kata Dedi di DPP Golkar Jalan Anggrek Neli Murni, Slipi, Jakarta Barat, Senin 02 Oktober 2017
Menurut Dedi, dalam survei namanya terus naik. Dedi berharap tidak ada konflik di Golkar mengenai perihal ini. “Survei kita terus naik kita akan jaga. Agar semua orang terjaga jangan ada konflik,” tegasnya
Massa yang berasal dari kader Partai Golkar Jawa Barat yang berdemo di DPP Golkar adalah salah satu bentuk kepedulian menyelamatkan partai Golkar. Dedi juga mengharapkan Partai Golkar memilihnya untuk menjadi Gubernur Jawa Barat.
“Kami di sini sebagai upaya menyelamatkan Partai Golkar, agar soliditas partai terjaga. Sebelumnya dijabat tidak ada konflik,” tuturnya.
Keinginan Dedi diusung Partai Golkar bukan tanpa kendala. Dedi sempat mengaku dimintai mahar Rp10 miliar bila ingin direkomendasikan sebagai kandidat.
Sandungan tak berhenti di situ. Surat keputusan DPP Golkar menetapkan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien Syafiuddin sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat mendadak beredar. Surat berstatus rahasia itu ditandatangani Ketua Umum Golkar Setya Novanto dan Sekjen Golkar Idrus Marham.
Namun, surat tidak mencantumkan nomor serta tanggal penetapan keputusan. Surat ditembuskan ke beberapa pihak seperti Ketua Harian DPP Partai Golkar, Ketua Korbid PP Indonesia-I DPP Partai Golkar, Ketua Bidang PP Jawa I DPP Partai Golkar, Bendahara DPP Partai Golkar, dan DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota se-Provinsi Jawa Barat.
DPD Partai Golkar Jawa Barat melaporkan dugaan pemalsuan surat dukungan ke Polda Jawa Barat, Senin 25 September 2017. Surat tersebut dinilai melanggar Undang-undang ITE. Mereka berharap Polda Jabar menemukan pembuat surat palsu. (metrotvnews)