min.co.id/solo – Ratusan sopir taksi memarkirkan armadanya di sekitar Balai Kota Solo, Selasa (11/7). Akibatnya, Jalan Jenderal Sudirman arah keraton Surakarta, Jalan Slamet Riyadi dan Jalan Mayor Sunaryo Gladag macet.
Sekitar 500 taksi dari berbagai perusahaan yang memarkir armadanya di sekitar Balai Kota. Antara lain di sisi timur Jenderal Sudirman, Benteng Vastenburg dan depan Pusat Grosir Solo.
Akibat kepadatan lalu lintas, polisi harus mengalihkan arus lalu lintas dan membuat rekayasa lalu lintas agar kemacetan tidak semakin parah.
“Boleh demo, tapi mobilnya jangan parkir di jalan, jangan mengganggu kepentingan masyarakat lain. Silahkan aksi demo, akan kita kawal,” teriak AKBP Andy Rifai, Wakapolresta Surakarta di lokasi, Selasa (11/7).
Ratusan taksi melakukan demonstrasi dan mogok memprotes keberadaan taksi berbasis aplikasi online yang mulai meresahkan mereka. Keberadaan taksi online yang belum berizin, membuat pendapatan pengemudi taksi konvensional menurun drastis.
Medi, pengelola Gelora Taxi mengatakan, aksi tersebut merupakan kelanjutan aksi yang dilakukan dua bulan sebelumnya. Saat itu, mereka menggeruduk balai kota, namun hingga saat ini tidak ada sikap tegas dari pemerintah.
“Kami menuntut tindakan hukum pada taksi berbasis aplikasi online yang belum berizin tapi tetap beroperasi di jalan, yakni taxi Uber X.
Sudah dua bulan lalu kita turun ke jalan, tapi belum ada penanganan, padahal pelanggaran taksi online itu nyata di depan mata,” katanya.
Pantauan di lapangan, sejumlah perusahaan yang mengikuti aksi diantaranya Gelora, Kosti, Wahyu, Bengawan, Sakura, Mahkota dan lainnya. Selain berorasi di Bundaran Gladag, mereka juga akan melakukan konvoi ke Gedung DPRD di Jalan Adi Sucipto. (merdeka | red)