Sisingaan yang diciptakan oleh seniman pada masa itu sangat tepat sebagai alat perjuangan, karena penjajah tidak merasa terusik bahkan merasa bangga melihat pagelaran Sisingaan, penjajah hanya memahami bahwa Sisingaan merupakan karya seni yang diciptakan sangat sederhana dan spontanitas oleh penduduk pribumi untuk menghibur anak sunat.
Pada masa setelah kemerdekaan atau masa orde baru, seniman sisingaan mulai mengungkap nilai-nilai budaya yang terkandung dalam kesenian Sisingaan, melalui inspirasi para seniman untuk terus berkreasi. Kemudian bermunculan grup Sisingaan meskipun unsur polesan koreografer tradisional yang berdasarkan pada naluri.
Atas prakarsa para seniman kesenian Sisingaan maka pada 5 Januari 1988 diselenggarakan seminar kesenian Sisingaan. Hasil seminar memutuskan untuk membakukan dan penyeragaman dalam penyeragaman dalam penyebutan Sisingaan. Disarikan dari Ragam Budaya Kabupaten Subang. (Red/Din)