Bupati Lucky Hakim Boyong Gedong Gincu ke Panggung Elite Hotel Borobudur

INDRAMAYU | Wangi manis khas Gedong Gincu seolah menembus dinding kaca Hotel Borobudur Jakarta. Kamis (6/11/25) siang itu, pengunjung hotel mewah di jantung ibu kota dibuat terpikat oleh pesona buah kebanggaan Indramayu  mangga yang tak hanya menggoda lidah, tetapi juga membawa harum nama daerah penghasilnya.

Festival Mangga Indramayu menjadi panggung istimewa bagi Gedong Gincu untuk tampil elegan di meja-meja berkelas, berdampingan dengan kuliner internasional. Inisiatif ini merupakan hasil kolaborasi apik antara Pemerintah Kabupaten Indramayu dan Hotel Borobudur, diprakarsai langsung oleh Bupati Lucky Hakim.

“Gedong Gincu Indramayu ini buah yang luar biasa. Sudah saatnya kita perkenalkan ke dunia. Dari tanah Indramayu untuk dunia internasional,” ujar Lucky dengan nada optimis.

Pemilihan Hotel Borobudur bukan tanpa alasan. Selain gratis, hotel ini dikenal sebagai tempat persinggahan para tokoh penting dan tamu mancanegara. Momentum ini, kata Lucky, adalah cara cerdas memperkenalkan Gedong Gincu di panggung bergengsi.

Namun festival ini tak semata tentang mangga. Di balik manisnya buah, tersimpan pesan strategis: promosi besar Indramayu sebagai kawasan industri masa depan.
“Kami siapkan 14 ribu hektare kawasan industri. Iklim investasi di Indramayu sangat ramah dan mudah,” tambah Lucky.

Sementara itu, General Manager Hotel Borobudur, Anggie Ayungtyas, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari Program Discovery  program untuk menampilkan potensi terbaik dari berbagai daerah di Indonesia melalui cita rasa, budaya, dan kolaborasi kreatif.

“Mulai tanggal 6 sampai 20 November, seluruh restoran di Hotel Borobudur akan menyajikan berbagai menu berbahan dasar mangga. Ini bukan sekadar kuliner, tapi pengalaman rasa dan cerita dari daerah,” katanya.

Festival Mangga Indramayu bukan hanya soal promosi buah, melainkan juga kisah tentang kebanggaan, kerja sama, dan optimisme daerah. Dari harum Gedong Gincu, semerbak semangat Indramayu menguar hingga ke langit ibu kota  menandakan bahwa rasa manis sesungguhnya berasal dari kerja keras dan cinta pada tanah sendiri. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *