Garut | Di bawah langit mendung yang seolah ikut berduka, langkah Irjen Pol. Rudi Setiawan terhenti di pusara sederhana milik Bripka Cecep Saeful Bahri, Sabtu (19/7/2025).
Tak ada upacara besar. Hanya doa yang lirih, dan tangis yang tertahan. Namun makna ziarah ini tak sesederhana itu.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol. Rudi Setiawan memimpin langsung ziarah ke makam Bripka Cecep Saeful Bahri, anggota Polri yang gugur saat melaksanakan tugas pengamanan pesta rakyat di Garut.
Di pemakaman umum Kampung Sukadana Gandok, Kecamatan Garut Kota, ia memberikan penghormatan terakhir bagi sosok yang dianggapnya sebagai simbol ketulusan pengabdian Bhayangkara.
“Bripka Cecep wafat saat menjalankan tugas mulia. Ia menolong masyarakat, membantu hingga kelelahan, hingga lemas, hingga ajal menjemput. Ia gugur dalam pengabdian, bukan karena senjata, tapi karena ketulusan hati,” ujar Irjen Pol. Rudi Setiawan, suaranya berat menahan haru.
Menurut Kapolda, sosok Bripka Cecep adalah cermin nyata dari semangat Bhayangkara: tak kenal lelah menjaga keamanan, hadir untuk rakyat, hingga akhir hayat.
Saat itu, almarhum terlibat dalam pengamanan pesta rakyat Garut yang dipadati massa. Di tengah hiruk-pikuk warga, ia membantu masyarakat yang kesulitan, menolong hingga titik tenaga terakhir.
“Ziarah ini bukan hanya seremonial. Ini bentuk penghormatan bagi Bhayangkara sejati yang rela menukar nyawanya demi keselamatan warga. Jasa almarhum tidak akan pernah hilang dalam sejarah Polda Jabar.”
Kapolda juga menegaskan, dedikasi Bripka Cecep akan selalu dikenang sebagai teladan bagi seluruh anggota Polri, khususnya di Jawa Barat.
Ia menyampaikan belasungkawa langsung kepada keluarga almarhum dan memastikan institusi akan memberikan perhatian dan pendampingan yang layak bagi mereka yang ditinggalkan.
“Kami hadir bukan hanya sebagai pimpinan institusi, tapi juga sebagai keluarga besar Bhayangkara. Kami tidak meninggalkan keluarga almarhum sendirian menghadapi duka ini,” tegasnya. (*)
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol. Hendra Rochmawan, turut menegaskan bahwa momen ini menjadi pengingat bagi seluruh anggota Polri tentang makna pengabdian sejati.
“Seorang Bhayangkara sejati tahu bahwa tugasnya tak berhenti sampai pulang ke rumah. Kadang, tugas itu berakhir di liang lahat. Dan itu pun tetap kita jalani dengan ikhlas.”
Ziarah yang sederhana ini membawa pesan besar: Bhayangkara sejati mungkin gugur secara raga, tapi tidak pernah mati dalam ingatan institusi dan masyarakat yang dilayaninya.
Bripka Cecep telah pergi, namun namanya abadi dalam daftar pengabdian terbaik Polri, dalam doa anak-anaknya, dan dalam kenangan Garut yang pernah ia jaga hingga nafas terakhir.
Kalau ingin, saya bisa buatkan versi lebih singkat atau lebih mengedepankan sudut pandang keluarga almarhum. Mau saya buatkan juga?
Komentar