Langkah Silat Menuju Olimpiade: Dari Tanah Nusantara ke Panggung Dunia

Min.co.id ~ Jakarta ~ Dari gelanggang kampung hingga ke ajang internasional, pencak silat Indonesia kini tengah menempuh jalan penuh tekad untuk berdiri sejajar di panggung Olimpiade. Upaya ini bukan sekadar impian, tetapi visi besar yang sedang dirancang dengan kerja keras, strategi diplomasi, dan kolaborasi lintas sektor.

Peringatan Hari Ulang Tahun Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) ke-77 tahun ini menjadi lebih dari sekadar seremoni. “Peringatan tersebut kita jadikan momen bahwa langkah demi langkah sudah kita lakukan,” ujar Sukarno, anggota Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) PB IPSI, saat berbincang di Pro3 RRI, Minggu (1/6/2025).

Perjalanan pencak silat menuju Olimpiade tidak hanya soal prestasi, tetapi juga legitimasi dan pengakuan dunia internasional. Karena itu, PB IPSI secara aktif membangun sinergi dengan pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), serta lembaga olahraga nasional seperti KOI (Komite Olimpiade Indonesia) dan KONI.

Salah satu langkah konkret yang telah dilakukan adalah bergabungnya pencak silat sebagai anggota resmi WADA (World Anti-Doping Agency). Ini merupakan syarat penting untuk memenuhi standar Olimpiade dalam aspek integritas dan kejujuran olahraga.

“Ini langkah strategis, karena olahraga di Olimpiade harus terhubung dengan sistem anti-doping internasional,” kata Sukarno.

Lebih dari itu, PB IPSI juga menjalankan diplomasi olahraga melalui pertemuan intensif dengan pejabat dan federasi olahraga dunia. Tujuannya jelas: menjadikan pencak silat tak hanya sebagai kebanggaan nasional, tetapi juga sebagai bagian resmi dari daftar cabang olahraga Olimpiade.

Sukarno mengusulkan agar pemerintah segera membentuk tim kerja khusus (pokja) untuk mempercepat proses ini. “Mungkin kita akan menghadap kepada Pak Presiden, dijadikan paling tidak ada tim pokja khusus untuk mendorong ini secara resmi,” tegasnya.

Secara kompetitif, pencak silat bukan lagi milik segelintir negara Asia Tenggara. Saat ini, lebih dari 87 negara dari Asia, Eropa, Amerika, hingga Afrika, telah aktif mengikuti kejuaraan dunia pencak silat. Angka ini menjadi bukti bahwa pencak silat sudah memiliki ekosistem global yang kuat salah satu syarat utama untuk diterima di Olimpiade.

Dengan infrastruktur kompetisi yang memadai, komunitas internasional yang semakin besar, dan dukungan regulasi pemerintah, mimpi menampilkan pencak silat di Olimpiade 2028 bukanlah utopia. Ini adalah perjalanan historis yang sedang dibentuk dengan fondasi kuat: warisan budaya yang dibalut profesionalisme.

Jika berhasil, Indonesia tak hanya akan menambahkan cabang olahraga ke Olimpiade, tetapi juga mempersembahkan filosofi silat—olah raga, olah rasa, dan olah jiwa kepada dunia.(*)

Komentar

News Feed