Labu Air: Si Hijau Lembut Penjaga Tumbuh Kembang Anak Sejak Dini

Min.co.id ~ Jakarta ~ Siapa sangka, buah berwarna hijau pucat yang sering terabaikan di pasar tradisional ini ternyata menyimpan segudang manfaat luar biasa bagi pertumbuhan dan kesehatan anak. Labu air (Lagenaria siceraria), yang termasuk dalam jenis sayuran buah semusim, kini mulai dilirik sebagai bahan pangan bergizi tinggi yang aman diberikan sejak anak berusia enam bulan.

Mengandung karbohidrat kompleks, serat, vitamin A, vitamin C, zat besi, fosfor, kalsium, dan seng (zinc), labu air dinilai layak menjadi bagian dari menu makanan pendamping ASI (MPASI). Para pakar gizi menyebut labu air sebagai “penjaga lembut” kesehatan anak karena manfaatnya yang luas dan sifatnya yang mudah dicerna oleh sistem pencernaan bayi.

Menurut dr. Tania Rahmadani, Sp.A, spesialis anak dari Rumah Sakit Ibu dan Anak Harapan Bunda, kandungan vitamin C dan antioksidan dalam labu air mampu meningkatkan imunitas tubuh anak, mencegahnya dari infeksi ringan, dan menjaga daya tahan tubuh tetap optimal.

“Sistem kekebalan anak usia dini belum matang sepenuhnya. Labu air membantu memperkuatnya secara alami, sekaligus menjaga hidrasi tubuh karena kandungan airnya yang tinggi,” jelas dr. Tania.

Lebih dari sekadar penambah gizi, labu air juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh, mengurangi risiko dehidrasi, serta membantu mengatasi diare ringan berkat kandungan serat larutnya yang menyeimbangkan mikroflora usus.

Salah satu keunggulan labu air yang tidak banyak diketahui adalah kemampuannya mengontrol kenaikan berat badan. Kandungan seratnya yang tinggi memberi rasa kenyang lebih lama, mencegah anak mengonsumsi makanan secara berlebihan, dan mengurangi risiko obesitas anak.

Tak berhenti di situ, labu air juga membantu mencegah anemia karena kandungan zat besi, vitamin A, dan vitamin C-nya saling mendukung dalam pembentukan hemoglobin. Bahkan, dalam pengobatan tradisional, labu air telah digunakan untuk meredakan gejala asma ringan berkat sifatnya yang menenangkan sistem pernapasan.

Di balik manfaatnya yang berlimpah, labu air juga memiliki nilai ekonomi yang menjanjikan. Di beberapa sentra pertanian hortikultura di Jawa Barat dan Jawa Tengah, petani mulai memperluas budidaya tanaman ini untuk memenuhi permintaan dari industri makanan bayi dan rumah tangga urban yang kembali mengusung pola makan sehat berbasis bahan pangan lokal.

“Kami menanam labu air sejak tiga tahun lalu. Dulu hanya untuk konsumsi sendiri, sekarang sudah dijual ke toko bahan organik dan katering sehat,” ujar Bu Ernawati, petani labu air dari Majalengka.

Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pangan alami, labu air kini tak hanya menjadi sayuran pelengkap di meja makan, tetapi juga simbol pemulihan tradisi gizi keluarga Indonesia yang bersumber dari bumi sendiri.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *