Kuda Lumping, Tarian yang Menyulut Magis dan Keberanian

Min.co.id ~ Jawa Timur ~ Di tengah deru kendang dan denting gamelan yang menghentak, tubuh-tubuh mulai bergoyang liar. Bukan sekadar tarian ini adalah ritual, perlawanan, dan pengabdian dalam satu hentakan: Kuda Lumping.

Berasal dari jantung budaya Jawa, khususnya Ponorogo, Kuda Lumping atau dikenal juga dengan nama jaran kepang ini adalah tarian tradisional yang tak hanya menggambarkan kegagahan pasukan berkuda, tetapi juga menyuguhkan energi mistis yang memukau. Penari tak sekadar bergerak, mereka “masuk” dalam peran, terkadang dalam keadaan kesurupan seolah tubuhnya bukan miliknya lagi.

Dengan kuda tiruan berbahan bambu dan hiasan warna-warni, penari menjelma jadi prajurit zaman kerajaan. Tapi bukan itu yang bikin merinding atraksi ekstrem seperti memakan pecahan kaca, berjalan di bara api, hingga aksi kekebalan tubuh adalah bagian dari ritual ini. Magis? Sudah pasti. Berani? Tanpa ragu.

Konon, tarian ini terinspirasi dari kisah seorang pemuda berkuda yang membantu Kerajaan Bantarangin melawan kekuatan dari Lodaya. Sejak itu, Kuda Lumping menjadi lambang keberanian dan pengabdian tak terbantahkan.

Kini, dari Ponorogo hingga panggung budaya di Malaysia, Suriname, bahkan Inggris dan Amerika, Kuda Lumping tetap hidup, menari, dan mengirim pesan  tradisi tak pernah tua, selama kita masih berani menarikan maknanya.(*)

Editor : Achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *