Min.co.id ~ Jakarta ~ Dalam peringatan Hari AIDS Sedunia 2024, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmennya untuk mempercepat langkah mencapai target global 95-95-95 pada tahun 2030.
Dengan pendekatan berbasis inovasi dan kolaborasi lintas sektor, pemerintah terus berupaya mengatasi tantangan besar yang dihadapi, termasuk stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan HIV (ODHIV).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes, Ina Agustina, menyoroti pentingnya membangun akses layanan kesehatan yang inklusif. Program prioritas seperti skrining mandiri, Sameday ART (pengobatan di hari yang sama), dan integrasi layanan berbasis komunitas menjadi tulang punggung percepatan ini.
“Stigma masih menjadi hambatan besar. Banyak ODHIV tidak menyadari hak perlindungan hukum mereka, sehingga ragu mengakses layanan kesehatan. Kita harus memastikan bahwa layanan kesehatan adalah hak semua orang, tanpa diskriminasi,” ujar Ina, Kamis (29/11/2024).
Langkah Strategis Menuju Akhiri AIDS
Kemenkes meluncurkan sejumlah program strategis untuk mempercepat penanggulangan HIV/AIDS:
- Penjangkauan berbasis komunitas untuk populasi kunci.
- Sameday ART, memungkinkan tes dan pengobatan HIV dalam satu hari.
- PrEP (Profilaksis Pra-pajanan) untuk mencegah infeksi baru.
- Integrasi layanan TB-HIV dengan pemberian ARV multi-bulan.
- Sistem Informasi SIHA 2.1, untuk pemantauan data individu secara lebih baik.
Meski demikian, tantangan tetap signifikan. Data menunjukkan 35 persen infeksi baru terjadi pada kelompok lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL), dan 28 persen lainnya berasal dari pasangan ODHIV. Hanya 64 persen ODHIV yang menerima terapi ARV, dan baru 49 persen yang mencapai supresi viral.
Kolaborasi Lintas Sektor Jadi Kunci
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Yudhi Pramono, menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk menekan angka infeksi baru dan meningkatkan kualitas hidup ODHIV.
“Peringatan Hari AIDS Sedunia harus menjadi momentum aksi kolektif. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama untuk menciptakan layanan kesehatan yang inklusif dan berbasis hak asasi manusia,” tegasnya.
Seruan Melawan Stigma dan Diskriminasi
UNAIDS Country Director, Dr. Muhammad Saleem, menyebut stigma sebagai salah satu penghalang utama di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.
“Peringatan Hari AIDS Sedunia bukan sekadar refleksi, tetapi panggilan untuk bertindak. Stigma harus dihapus, dan akses layanan kesehatan harus adil bagi semua,” katanya.
Tema 2024: Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa
Dengan tema nasional “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, Indonesia memperkuat pesan global “Take the Rights Path”. Upaya ini menegaskan pentingnya menghapus diskriminasi dan ketidaksetaraan dalam layanan kesehatan.
Melalui langkah inovatif dan kolaborasi yang solid, Kemenkes optimis bahwa Akhiri AIDS pada 2030 bukan lagi sekadar impian, tetapi tujuan yang nyata untuk dicapai bersama.(*ip)
Editor : Achmad