Min.co.id ~ Ambarawa ~ Benteng Pendem Ambarawa, saksi bisu perjalanan sejarah Indonesia, kini memasuki babak baru. Melalui revitalisasi yang digarap oleh Kementerian PUPR, situs bersejarah ini akan berubah menjadi destinasi wisata edukasi yang menyatukan estetika, sejarah, dan kemodernan. Proyek yang telah mencapai 84,4% ini diharapkan selesai pada akhir 2024.
Wakil Menteri PUPR, Diana Kusumastuti, dalam kunjungannya menegaskan pentingnya menjaga keaslian struktur benteng sembari meningkatkan daya tarik kawasan. “Ini bukan hanya proyek fisik, tetapi upaya melestarikan identitas bangsa. Kami ingin Benteng Pendem menjadi ruang interaksi sejarah yang hidup,” ujar Diana, Sabtu (16/11/2024).
Jejak Sejarah di Balik Dinding Tua
Dibangun oleh Belanda pada abad ke-19, Benteng Pendem atau Fort Willem I awalnya berfungsi sebagai pos strategis untuk mengontrol jalur antara Yogyakarta dan Semarang. Ketangguhannya diuji selama perjuangan kemerdekaan Indonesia, menjadikannya saksi banyak pertempuran penting.
Namun, seiring waktu, benteng ini nyaris terlupakan. Statusnya sebagai cagar budaya kini memastikan bahwa warisan ini tidak hanya dilindungi, tetapi juga dikembangkan sebagai sarana edukasi dan rekreasi.
Transformasi Menuju Wisata Modern
Proyek senilai Rp141,2 miliar ini tidak hanya merevitalisasi bangunan benteng, tetapi juga menambahkan fasilitas modern. Area parkir luas, akses jalan yang nyaman, dan lanskap yang indah dirancang untuk menarik wisatawan dari berbagai kalangan. Kawasan ini juga akan menjadi ruang belajar interaktif, memberikan wawasan tentang perjuangan bangsa kepada generasi muda.
Ambarawa, Pusat Kebudayaan dan Sejarah
Benteng Pendem melengkapi ragam daya tarik Ambarawa, kota yang dikenal dengan keindahan alam Rawapening dan museum kereta api legendaris. Dengan suhu sejuk dan pemandangan yang asri, kawasan ini menawarkan pengalaman wisata yang memadukan alam dan sejarah.
Revitalisasi ini menjadi simbol kebangkitan Benteng Pendem sebagai ikon budaya dan wisata. “Kami optimis Benteng Pendem akan menjadi magnet baru, menguatkan identitas budaya kita sekaligus meningkatkan potensi ekonomi daerah,” tambah Diana.
Kini, dinding-dinding tua benteng siap membuka lembaran baru, menyambut generasi penerus yang haus akan cerita perjuangan bangsa.(*)
Sumber : Indonesia .id
Editor : Achmad