JAKARTA ~ Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan pemberian Imunisasi Hepatitis B secara gratis dimulai tahun ini, terutama bagi tenaga Kesehatan (nakes).
Ia menjelaskan pemberian imunisasi hepatitis B biasanya menjadi beban rumah sakit, karena nakes yang bertugas di NICU, PICU di kamar operası tenaga di situ harus disuntik.
“Biasanya RS membelinya mahal, dengan program itu rumah sakit sudah tidak terbebani lagi,” kata Maxi pada kegiatan pemberian imunisasi Hepatitis B pada Rabu (8/11/2023).
Selain menyediakan vaksin gratis, Kemenkes juga akan menyediakan sarana dan prasarana penunjang untuk mendukung imunisasi Hepatitis B. Pemberian Imunisasi Hepatitis B diawali dengan skrining kesehatan berupa pemeriksaan tes cepat HBsAg dan tes cepat antiHBs.
Imunisasi baru diberikan pada sasaran dengan hasil skrining pra imunisasi menunjukkan HBsAg non reaktif (Negatif) dan Anti-HBs Non Reaktif /Negatif. Jenis vaksin yang digunakan adalah vaksin hepatitis B rekombinan single dose prefill injection device produksi dari PT. Biofarma, yang merupakan vaksin inaktivasi dan tidak menginfeksi.
Karenanya, pemberian vaksin jenis itu bersamaan dengan vaksin yang dimatikan lainnya tidak mengganggu respon imun terhadap vaksin-vaksin yang diberikan.
Imunisasi Hepatitis B diberikan sejumlah tiga dosis dengan interval minimal antara dosis pertama dan kedua adalah satu bulan. Sementara interval minimal dosis kedua dan ketiga adalah lima bulan.
Imunisasi Hepatitis B diberikan tanpa memandang status imunisasi Hepatitis B sebelumnya. Maxi memastikan bahwa pemberian Imunisasi Hepatitis B kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan aman diberikan.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/Menkes/2093/2023 Tentang Pemberian Imunisasi Hepatitis B untuk Tenaga Medis Dan Tenaga Kesehatan pada tanggal 23 Oktober 2023 serta rekomendasi dari ITAGI.
“Kemenkes juga telah menyusun dan mendistribusikan petunjuk teknis pemberian imunisasi Hepatitis B untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan sebagai pedoman dalam pelaksanaan ke seluruh dinas kesehatan di daerah,” kata Maxi.
Penyediaan logistik pendukung lainnya juga telah dilaksanakan secara bertahap telah didistribusikan ke 38 provinsi dengan rincian sebagai berikut untuk skrining disediakan RDT HBsAg sejumlah 897.175 test, RDT anti-HBs sejumlah 855.040 test, sementara Vaksin hepatitis B untuk 3 dosis dengan jumlah total 1.623.729 suntikan.
Ketua Komite Ahli Hepatitis dan Pencegahan Penyakit Saluran Pencernaan David Handojo Muljono mengapresiasi pemerintah yang telah memprioritaskan pemberian Imunisasi Hepatitis B kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan.
“Itu merupakan langkah besar Kemenkes semakin memperkuat imunitas Tenaga medis dan nakes dari berisiko tertular dan menularkan Hepatitis B. Pada kesempatan berikut ya mohon dapat dikembangkan pada tenaga medis dan kesehatan lainnya,” kata David.
Komentar