Maratua adalah satu di antara 31 gugus pulau di Kepulauan Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Letaknya di Laut Sulawesi dan menjadi pulau terluar Indonesia berbatasan dengan Sabah di Malaysia Timur dan Filipina Selatan.
Pulau berbentuk kecil panjang dan melengkung tajam mirip huruf U ini berada di sebelah selatan Kota Tarakan. Maratua dengan penduduk hampir 5.000 jiwa atau sekitar 1.000 kepala keluarga mempunyai luas daratan sekitar 384,36 kilometer persegi dan perairan mencapai 3.735,18 km2.
Mayoritas penduduknya berasal dari suku Bajo yang bermigrasi dari Sulawesi Selatan ratusan tahun lampau. Mereka mendiami empat kampung di Maratua, seperti Bohe Silian, Payung-payung, Teluk Harapan, dan Teluk Alulu.
Penduduk pulau itu tersebar di 19 desa atau kelurahan di seantero pulau. Maratua yang juga merupakan sebuah kecamatan tersebut dikelilingi oleh beberapa pulau kecil, di antaranya Pulau Nusa Kokok, Bulingisan, Bankungan, Nunukan, Gosong Pasir, dan Pabahanan.
Terletak di tengah lautan dan berbatasan dengan negara tetangga Indonesia membuat pulau itu tidak mudah untuk dicapai. Ada dua cara untuk menjejakkan kaki di Maratua, yaitu lewat jalur laut dan udara.
Jika melalui laut, kita bisa memanfaatkan jasa perahu cepat atau speedboat dari Dermaga Sanggam di Kota Tanjung Redeb, Berau ke Maratua dengan lama perjalanan sekitar tiga jam. Kalau dari Tarakan, jarak tempuhnya sekitar 3,5 jam. Dapat pula berlayar dari Kota Tanjung Batu yang memakan waktu kurang dari satu jam ke Maratua.
Sedangkan kalau melintas lewat jalur udara, dapat memanfaatkan jasa penerbangan perintis yang dilayani pesawat berbadan kecil seperti Cessna dan ATR-72 berkapasitas 12-50 penumpang dari empat titik penerbangan. Yaitu, Bandar Udara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Balikpapan, Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto Samarinda, Bandara Kalimarau Berau, atau Bandara Juwita Tarakan.
Penerbangan dilayani maskapai Susi Air dengan jadwal di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu dan menempuh waktu paling lama 1,5 jam. Sejak 2017 telah dibangun bandara perintis Maratua dengan fasilitas landasan pacu sepanjang 1.600 meter dan lebar 30 meter. Terminal penumpangnya memiliki daya tampung 36 ribu orang per tahun.
Perjalanan udara dan laut dalam waktu lama akan terbayar lunas begitu sampai di Maratua. Keanekaragaman hayati Maratua terbilang tinggi dan membuatnya bak surga tersembunyi, karena terdapat terumbu karang tipe fringing reef, hutan mangrove, padang lamun jenis Halodule universis, dan aneka ikan karang menjadi magnet tersendiri untuk para wisatawan yang berkunjung dan didominasi oleh wisatawan mancanegara.
Sebelum pandemi, menurut dinas pariwisata setempat, ada sekitar 20 ribu wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke Maratua saban tahun. Mengutip website Kementerian Kelautan Perikanan, Maratua memiliki dua tipe pantai, yakni pasir putih yang terbentuk dari pengendapan di pantai oleh gelombang laut dan satu lagi pantai terjal karena terumbu karang yang terangkat.
Pantai pasir putihnya menjadi lokasi favorit beberapa jenis penyu seperti penyu hijau, penyu sisik, dan penyu belimbing untuk bertelur. Arus laut Maratua berasal dari Arus Lintas Indonesia atau Arlindo dari Samudra Pasifik ke Samudra Hindia yang melewati Selat Makassar dengan pola kecepatan arus tahunan berkisar 2 meter per detik sampai 5 meter per detik.
Titik Penyelaman
Snorkeling dan menyelam menjadi dua kegiatan favorit wisatawan saat berkunjung ke Maratua. Setidaknya ada lebih dari 30 titik penyelaman dengan bermacam keunikannya. Namun, dari jumlah sebanyak itu, tercatat ada tujuh titik penyelaman terkenal dan menjadi kesukaan para penyelam domestik dan mancanegara. Misalnya Jetty Dive Spot dengan suguhan pemandangan berbagai jenis biota bawah laut seperti ikan buaya, harlequin shrimp, kawanan ikan mandarin, gurita biru, dan juga terumbu karang raksasa.
Berikutnya ada Turtle Traffic Spot, kita akan bertemu puluhan penyu hijau, penyu sisik yang sedang berenang bebas melewati terumbu karang warna-warni. Spesies biota laut yang dapat dijumpai di antaranya mantis shrimp, belut moray, dan lobster aneka ukuran. Ada lagi Mid Reef, titik penyelaman yang banyak terdapat jenis hiu jinak dan langka seperti hiu tikus (threser shark) dan hiu perawat (nurse shark). Kedua jenis hiu ini termasuk hewan dilindungi. Tak hanya hiu jinak saja, karena kita juga bisa menjumpai pari manta, ikan kakaktua, dan aneka kuda laut.
Selanjutnya adalah Eel Garden, titik penyelaman yang menjadi habitat belut laut dan ikan tuna spanyol, terbentang di sepanjang dasar laut berpasir dan dikelilingi oleh terumbu karang aneka warna. Lalu ada Hanging Garden, dan sesuai namanya banyak dijumpai terumbu karang vertikal jenis black coral trees yang membentuk dinding terjal. Masih ada titik penyelaman terkenal lainnya bernama Cabbage Garden dengan koleksi terumbu karang tak kalah menakjubkan.
Berbeda dengan titik-titik penyelaman sebelumnya yang ramah bagi penyelaman pemula, maka lokasi satu ini hanya untuk para penyelam berpengalaman saja. Namanya The Channel dan menjadi lokasi paling diminati para penyelam, karena selain pemandangan bawah lautnya sangat istimewa, adrenalin kita akan tertantang untuk berenang di antara belasan hiu berbahaya seperti hiu moncong putih, hiu abu-abu, dan hiu martil.
Tak hanya alam bawah lautnya saja yang mempesona, kawasan daratan Maratua turut memikat karena selain bisa menikmati kesegaran buah kelapa langsung dari pohonnya yang banyak tumbuh di seputar pulau, kita juga bisa menjelajah ke sejumlah gua. Pemerintah setempat mencatat, ada sekitar 15 gua yang patut dieksplorasi termasuk Gua Halo Tabung, tepat di tengah pulau. Perjalanan menuju tempat unik ini lumayan terjal karena melewati jalan setapak yang dipenuhi bebatuan karang dan di kiri-kanan masih berupa hutan lebat.
Ketika sampai di lokasi, kita hampir tak dapat menemukan gua, dan hanya terlihat sebuah sumur besar dipenuhi air biru jernih. Rupanya, gua bertipe vertikal ini tersembunyi di bawah air dan untuk menyaksikannya, mau tidak mau ya harus menyelam. Air dingin dan terasa asin akan langsung menyambut saat penjelajahan dimulai. Susunan stalaktit dan stalakmit terlihat di dinding gua yang kedalamannya mencapai 15 meter. Sinar matahari dapat menembus air hingga kedalaman 3 meter saja dan selebihnya hanya suasana gelap gulita yang terlihat.
Maratua juga memiliki agenda wisata khusus bernama Maratua Jazz and Dive Fiesta yang digagas sejak 2015 lalu. Pulau ini juga terkenal dengan kuliner khas seperti satai payau, nasi bekepor, gence ruan, ayam cincane, sambal raja, yang menjadi favorit wisatawan. Camat Maratua Ariyanto, seperti dikutip dari website Pemerintah Kabupaten Berau, mengatakan bahwa meski sebagai pulau terluar, sejumlah fasilitas publik sudah terbangun seperti Kantor Kas Bank Kaltimtara berikut mesin anjungan tunai mandiri (ATM) yang lokasinya tak jauh dari dermaga Teluk Harapan.
Kemudian sudah ada dua menara telekomunikasi (BTS) dan akan ditambah dalam beberapa waktu ke depan. Pihak Ariyanto juga telah mengajukan penambahan fasilitas penyulingan air laut menjadi air bersih kepada pemerintah daerah. Kalau sedang berada di Kaltim, jangan lupa menyinggahi Maratua, pulau cantik di utara Indonesia. Selamat berlibur!
(indonesia)