Indonesia Resmi Miliki Guru Penggerak, Kini Pemimpin Pembelajaran Semakin Merdeka

Min.co.id, Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, secara resmi menutup Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Dalam sambutannya, Menteri Nadiem menyampaikan bahwa hari ini adalah momentum bersejarah bagi dunia pendidikan karena kini Indonesia sudah memiliki Guru Penggerak. Harapannya, ke depan, Ibu/Bapak guru tidak pernah ragu menggerakkan perubahan dan menghadirkan terobosan untuk menjadi pemimpin pembelajaran yang merdeka.

“Saya ucapkan selamat kepada Ibu dan Bapak atas keberhasilannya menjadi Guru Penggerak. Dengan ini secara resmi saya tutup program pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1. Mari kita semua terus semangat menjadi peminpin dan penggerak Merdeka Belajar,” ucapnya dalam sambutan, pada Rabu (15/9). Pelaksanaan Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 1 telah berjalan sejak Oktober 2021 dan selesai pada hari Sabtu, 28 Agustus 2021.

Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Iwan Syahril menginformasikan bahwa calon Guru Penggerak ada yang lulus dengan predikat amat baik sebesar 94,84%, predikat baik sebesar 4,33%, predikat cukup sebesar 0,58%, predikat sedang sebesar 0,12%, dan predikat kurang sebesar 0,12%. “Calon Guru Penggerak yang lulus dengan berbagai predikat tersebut berjumlah 2.395 dan yang tidak lulus berjumlah 6 orang CGP. Selamat kepada yang telah lulus dari pendidikan Guru Penggerak,” katanya.

Kebijakan Merdeka Belajar Episode 5 yang bertajuk Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadikan guru sebagai pemimpin dalam pembelajaran. Keluaran dari program Pendidikan Guru Penggerak adalah Guru Penggerak yang dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada murid dan menggerakkan ekosistem pendidikan yang lebih baik.

Lebih lanjut, Mendikbudristek menyampaikan bahwa setiap bertemu dengan Guru Penggerak di berbagai wilayah Indonesia, selalu ada benang merah yang sama. Kesimpulannya, ada keresahan dan keinginan besar dalam diri para guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi peserta didik. Ia merasakan setiap kali berdiskusi dengan Guru Penggerak, ada naluri perubahan yang begitu besar dan telah tumbuh sejak lama. “Sekarang mereka diberi kemampuan dan kewenangan untuk melakukan perubahan sebagai pemimpin pendidikan. Semangat itulah yang harus kita bangun bersama,” katanya.

Menteri Nadiem berharap para Guru Penggerak Angkatan 1 dapat membentuk komunitas di daerahnya masing-masing. “Kuncinya ada di komunitas. Anda akan menemukan kekuatan dalam kelompok, gotong royong, kolaborasi, dan koneksi dengan guru-guru penggerak lainnya. Komunitas ini yang menjadi rumah bagi Guru Penggerak untuk saling berdiskusi dan belajar dan berbagi inspirasi satu sama lain. Dengan begitu, para Guru Penggerak di Indonesia akan menjadi satu keluarga dengan satu tekad bersama, dalam mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar,” jelasnya.

Dirjen Iwan juga menyampaikan harapannya bahwa melalui Guru Penggerak, para guru diharapkan dapat terus menciptakan pembelajaran yang menumbuhkan semangat siswa, menguatkan mimpi mereka, membuat hari mereka bahagia dan berwarna, dan menuntun mereka untuk terus menjadi generasi pewaris bangsa yang membanggakan.

“Cerita dari Ibu/Bapak selalu menggugah hati saya, dan meyakinkan kepada saya dan kepada semua tim bahwa masa depan ekosistem Indonesia akan semakin baik dan cerah. Ini bukan akhir, tapi awal titik mula untuk memulai perjalanan menjadi penggerak perubahan pemimpin Indonesia,” lanjutnya.

Dalam laporannya, Direktur Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan (P3GTK), Praptono menyampaikan perkembangan program Pendidikan Guru Penggerak sejak awal hingga akhir. Di awal program, peserta yang berpartisipasi berjumlah 2.460 peserta. Kemudian, ada peserta yang mengundurkan diri sebanyak 59 orang karena mengikuti kegiatan lain, seperti Latihan Dasar PNS, Pendidikan Profesi Guru (PPG), dan lainnya.

“Pada akhirnya, berdasarkan kriteria kelulusan Keputusan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan nomor : 1917/b.b1/hk.01.01/2021 tentang Pedoman Pendidikan Guru Penggerak ditetapkan bahwa sebanyak 2.395 peserta dinyatakan lulus sebagai guru penggerak,” ujar Direktur Praptono.

Dukungan Para Pemangku Kepentingan, Sukseskan Berbagai Inisiasi dari Guru Penggerak

Menteri Nadiem optimistis, dukungan guru di berbagai wilayah akan sangat membantu para Guru Penggerak meningkatkan kualitas pendidikan. Pada kesempatan ini, ia berharap semua pihak bekerja sama untuk memfasilitasi berbagai inisiatif yang diupayakan oleh Guru Penggerak. “Kami juga akan sangat terbantu dengan sosialisasi terkait Guru Penggerak yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Hal tersebut akan mengundang lebih banyak pendidik di Indonesia untuk mengikuti program Guru Penggerak,” jelasnya.

“Pada akhirnya, jika kita semua mau berkolaborasi, maka seluruh daerah di Indonesia akan memiliki Guru Penggerak, Kepala Sekolah Penggerak dan Pengawas Penggerak yang akan menjadi roda pergerakan perubahan. Itulah yang terpenting,” imbuh Nadiem.

Senada dengan itu, Dirjen GTK berpesan kepada pemerintah daerah untuk terus mendukung dan memberikan restu kepada Guru Penggerak agar mereka dapat menjadi pemimpin pembelajaran dan membantu menguatkan ekosistem pendidikan di manapun mereka mengabdi. “Restu dan dukungan Ibu dan Bapak akan mempercepat transformasi pendidikan di seluruh indonesia. Kepada Guru Penggerak, (saya berpesan) teruslah berpihak kepada murid, teruslah semangat belajar dan berbagi, kuatkan profil Pelajar Pancasila,” imbau Iwan.

Testimoni Guru Penggerak Angkatan 1

Luh Muniarsih, guru asal Kota Malang mengungkapkan rasa haru dan takjubnya karena berhasil melewati perjalanan panjang selama 9 bulan mengikuti PGP. Begitupun dengan Erniwati, guru asal Kabupaten Polewali Mandar. “Kesan saya dengan program Guru Penggerak ini luar biasa, ini program yang berbeda, terkonsep, ada kurikulum, modul, pendamping, LMS, lokakarya, semua benar-benar direncanakan dan dijalankan secara matang dan terstruktur,” katanya.

Melengkapi, Jessica Hostiadi, guru dari Kabupaten Bogor mengatakan bahwa dampak yang paling terasa baginya adalah munculnya harapan bahwa pendidikan Indonesia akan berubah lebih baik dengan tidak memaksakan anak tetapi menemukan bakat dan minat yang terbaik bagi anak didik. Hal serupa juga dikatakan Wiji Utomo asal Kabupaten Cilacap. “ (Metode pembelajaran yang ditawarkan) Lebih menarik dan bervariasi, saya jadi bisa mengkombinasikan kecanggihan teknologi untuk pembelajaran, saya ingin sekali mengaplikasikan apa yang saya peroleh,” ucapnya bersemangat.

Antusias yang sama turut dirasakan I Ketut Budiarsa, guru asal Kota Denpasar. “Perubahan yang akan saya lakukan yaitu perubahan mulai dari diri dan lingkungan tempat bertugas, memberi pelayanan yang berpihak pada murid, menjalin kolaborasi dengan berbagai praktisi untuk menciptakan ekosistem yang baik serta menjadi guru penggerak yang selalu belajar dan berbagi, bergerak bersama,” tekadnya.

“Saya akan mengajak teman-teman untuk mengikuti pendidikan Guru Penggerak ini, karena banyak ilmu yang didapatkan dan apa yang sudah didapatkan akan saya berikan yang terbaik kepada murid saya,” tutur Bahriah, guru asal Kabupaten Penajam Paser Utara penuh keyakinan.

Sebelum menutup, Dirjen GTK mengatakan bahwa pada akhirnya tujuan program ini adalah layanan pendidikan yang semakin baik untuk peserta didik. “Mudah-mudahan ini menjadi pondasi lahirnya layanan pendidikan dan proses pembelajaran yang memerdekakan semua potensi peserta didik dan secara nyata dapat meningkatkan hasil pembelajaran untuk mereka. Mari kita wujudkan SDM unggul dan maju melalui generasi baru kepemimpinan pendidikan di Indonesia,” tutup Iwan Syahril.  (Sumber:kemdikbud.go.id)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *