Min.co.id, Indramayu – Di Indonesia nasi masih menjadi makanan pokok sebagai sumber karbohirat. Sebelum menjadi nasi yang siap di makan, penaman padi hingga menjadi beras yang siap masak membutuhkan proses yang panjang.
Salah satu petani, Yudin, berkata untuk mendapatkan sebutir beras membutuhkan proses panjang, dari penyiapan lahan pertanian, pembibitan padi, penanaman padi, proses memanen, dan terakhir adalah penggilingan padi menjadi beras. Proses yang benar sangat berpengaruh terhadap hasil panen padi, karena kesalahan proses memanen bisa berakibat pada berkurangnya hasil padi.
Petani di Desa Tersana Kecamatan Sukagumiwang Kabupaten Indramayu pada umumnya masih menggunakan cara-cara tradisonal untuk memanen padi. Cara memanen seperti ini sudah diturunkan secara turun-temurun.
Proses panen padi membutuhkan peralatan seperti sabit, terpal sebagai alas saat merontokan padi, dan alat perontok padi (dalam bahasa setempat disebut gebodan).
Langkah pertama memanen padi, yaitu potong batang padi dengan menggunakan sabit. Caranya, gengam satu rumpun batang padi dan potong tepat di batang bagian bawah. Setelah itu, tumpuk ke dalam tumpukan kecil. Berhati-hatilah pada saat memotong batang padi, karena jika lalai, bukan tidak mungkin jari akan terpotong.
“Setelah semua batang padi terpotong, kumpulkan tumpukan-tumpukan kecil tersebut ke dekat terpal yang sudah digelar. Siapkan alat perontok tradisional, dan mulailah merontok padi,” ujar Catu petani Desa Tersana.
Merontok padi dapat dilakukan dengan cara memegang segengam batang padi. Pegang batang bagian bawah dan pukul-pukulkan padi ke alat perontok sampai padi rontok. Bagi pemula, jangan menggenam batang padi terlalu besar, karena hasilnya tidak akan maksimal. Cara merontokan padi seperti ini cukup menguras tenaga.
Terakhir, setelah semua padi selesai dirontokan. Bersihkan padi dari daun-daun padi yang ikut rontok beserta kotoran lainya. Jemur padi hingga kering dan padi siap untuk digiling atau disimpan. (Vino)
