Kunjungan Kepala Disdik Jabar ke Indramayu Tinjau PPDB dan Persiapan PTM

Min.co.id – Indramayu – Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dedi Supandi, melakukan kunjungan ke SMAN 1 Indramayu. Kunjungan tersebut dalam rangka meninjau PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) dan persiapan PTM (Pembelajaran Tatap Muka), Kamis (24/6/2021).

Kouta pendaftaran PPDB tahap pertama di Jabar sebanyak 117 ribu. Sementara jumlah siswa yang mendaftar sudah mencapai 244 ribu, sedangkan yang diterima se-Jawa Barat sebanyak 137.638 siswa.

“Baru 78% kouta tahap pertama terpenuhi. Ada kabupaten dan kota yang pemenuhannya hampir terisi penuh 100% ada pula yang belum maksimal,” ujar Dedi.

Dalam kunjungan tersebut Dedi juga menyampaikan, Indramayu menjadi Kabupaten terendah kedua setelah Cianjur yang ketersediaan kouta PPDB belum maksimal. Persentase ketersediaan PPDB di Indramayu di atas 60% dan di bawah 70%. Sementara persentase ketersediaan PPDB di Cianjur di bawah 60%.

“Hari ini saya meninjau SMAN 1 Indramayu. Sekolah yang selalu menjadi rebutan. Saya sampaikan kepada masyarakat Jabar dan para pendaftar, bahwa sekolah di mana saja itu sama,” tambah Dedi.

Sementara itu, Kepala Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah IX Jawa Barat, Dewi Nurhulaela, mengatakan kouta di tahap pertama PPDB di Indramayu tidak semua terpenuhi. Masih ada sekolah-sekolah yang kosong.

“Tahap pertama baru masuk daftar ulang sebanyak 75%. Masih sekolah yang kosong bahkan ada hanya beberapa orang yang daftar. Ada juga yang hanya enam orang. Nanti ditahap kedua, ada limpahan dari sekolah negeri yang lain. Sehingga, yang kosong bisa terpenuhi,” ungkap Dewi.

Berdasarkan data DPC Pendidikan Wilayah IX berkoordinasi dengan Kemenag dan Disdik yang disampaikan Dewi, pihaknya setiap tahun mendata jumlah siswa yang lulus SMP, MTs, dan sederajat yang lulus ketika dihitung dengan daya tampung di SMA dan MA ada sekitar 7 ribu tidak tercatat. Hal tersebut menjadi kendala setiap tahun di Indramayu.

Keberadaan sekitar 7 ribu anak yang tidak bisa melanjutkan ke jenjang SMA/MA/sederajat tidak diketahui keberadaannya. Apakah bekerja atau menganggur. Bahkan Dewi menyebut hal itu menjadi PR untuk dicari tahu keberadaannya, kemudian diberikan fasilitas agar mereka bisa duduk di bangku sekolah.

“Setiap tahun hal semacam ini terjadi. Kalau sekarang angkanya menurun. Biasanya angka yang tidak melanjutkan ada dikisaran 9-10 ribu,” tutur Dewi.

Oleh karena itu, Dewi mengimbau untuk orang tua siswa dan seluruh orang tua yang putra-putrinya belum duduk di bangku sekolah untuk bersama-sama mencerdaskan anak-anak. Agar mereka bisa memperoleh haknya mendapatkan pendidikan.

Sekolah Wajib Sediakan Layanan PTM dan PJJ

Pada Januari-Juni PTM diperbolehkan seizin Satgas COVID-19 kabupaten/kota. Namun, untuk Juli hingga ke depannya, layanan PTM dan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) wajib disediakan oleh sekolah. Hal tersebut disampaikan oleh Dedi Supandi dalam kunjungannya.

“PTM dan PJJ, keduanya disiapkan oleh sekolah. Nanti orang tua berhak memilih anak, apakah anaknya akan ikut PTM atau PJJ,” tega Dedi.

Apabila pemerintah Kabupaten, Kota, Provinsi, dan Pusat sedang menerapkan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) Mikro yang ketat, maka sekolah tetap tunduk dengan aturan tersebut sampai waktu yang sudah ditentukan. Jika aturan telah selesai, maka sekolah boleh kembali menerapkan PTM.

Monitoring dan pengawasan PTM akan dilakukan oleh pengawas sekolah dan dari dinas cabang. Jika terjadi kasus positif COVID-19, Dedi menyampaikan agar sekolah menangani kasusnya, kemudian memberhentikan PTM sementara. Setelah itu kembali melakukan PTM.

“Kita ingin menyampaikan ke seluruh masyarakat bahwa PTM perlu dihadirkan untuk memastikan seluruh anak didik di Jabar, bisa melakukan kewajiban belajarnya dengan aman dan tepat,” ungkap Dedi.

Terkait dengan isu pembatalan PTM jika tenaga pendidik belum di vaksin, hal tersebut menurut Dedi tidak ada kaitannya. Bagi tenaga pendidik yang belum divaksin, tentu akan dimaksimalkan agar segera vaksin.

“Pantauan sekolah-sekolah di Jabar, sudah siap. Sarana dan pelengkapan lainnya sudah dipersiapkan,” tutur Dedi.

Senada dengan Dedi, Setyo Adisapto, Kepala Sekolah SMAN 1 Indramayu juga menyampaikan bahwa mereka sudah siap  melaksanakan PTM dan PJJ. Menurutnya, sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga sudah mendukung.

“Kami sudah berusaha senantiasa melengkapi sarana-sarana Prokes sebagaimana anjuran pemerintah. Tenaga pendidik di sini juga sudah divaksin semua,” ujar Setyo.

Setyo juga menambahkan, pemberlakuan PTM di sekolahnya akan dilakukan secara bertahap dengan pembatasan, sesuai Prokes. Minimal satu hari dalam satu Minggu siswa datang ke sekolah. (Iim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *